KOMPAS.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Mohammad Wahyu Yulianto mengatakan bahwa ekonomi di wilayahnya mengalami peningkatan signifikan pada 2023.
“ Ekonomi Provinsi Sumsel pada 2023 tercatat tumbuh sebesar 5,08 persen,” katanya dalam siaran pers yang diterima oleh Kompas.com, Selasa (6/2/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Wahyu dalam Berita Rilis Statistik (BRS) Pertumbuhan Ekonomi Sumsel Triwulan IV-2023 di Kantor BPS Sumsel, Palembang, Sumsel, Senin (5/2/2024).
Perekonomian Provinsi Sumsel pada 2023 yang dihitung berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, mencapai Rp 629,10 triliun dengan PDRB per kapita sebesar Rp 71,95 juta.
Baca juga: Deretan Capaian Positif Pariwisata Sepanjang 2023, Penerbangan hingga Akomodasi
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi tercatat pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, mencapai 13,14 persen.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), yang tumbuh sebesar 6,78 persen.
Pada triwulan IV-2023, ekonomi provinsi yang dipimpin oleh Penjabat (Pj) Gubernur Agus Fatoni itu mengalami pertumbuhan sebesar 4,94 persen year-on-year (YoY) jika dibandingkan dengan triwulan IV-2022.
Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 13,56 persen.
Baca juga: 3 Lapangan Usaha Ini Kontributor Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Kaltim
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 7,70 persen.
Di samping itu, dari sisi pengeluaran, komponen impor luar negeri, yang menjadi faktor pengurang dalam PDRB, mengalami pertumbuhan sebesar 20,42 persen.
Wahyu menyatakan bahwa rilis pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2023 tersebut merupakan akumulasi sepanjang 2023. Pertumbuhan ini mencakup quarter-on-quarter (qoq), yoy, dan cumulative-to-cumulative (ctc).
Menurut Wahyu, angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,08 persen sudah dapat dianggap baik, terlebih jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Malut dan Sulteng Melesat, Pemerintah: Berkat Hilirisasi Jokowi
Apabila diuraikan berdasarkan provinsi, Sumsel bahkan berada di peringkat tertinggi ke-12 di Indonesia.
"Artinya banyak daerah yang pertumbuhannya di bawah itu," jelasnya.
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan bahwa kondisi ekonomi tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja regional, tetapi juga bersifat nasional karena pasar saat ini sudah sangat terbuka.
Hal yang terjadi di Sumsel, menurutnya, dipengaruhi oleh provinsi lain dan bahkan pasar internasional, terutama karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel mampu melakukan ekspor.
"Ekspor ini memiliki tantangan, terutama untuk komoditas seperti tambang batubara, terlebih dengan kebijakan pengurangan emisi karbon di masa depan," jelas Wahyu.
Baca juga: Kasus Tambang Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan, Polisi Tetapkan Dua Tersangka
Dengan penurunan kegiatan tambang yang diantisipasi ke depan, lanjut dia, diharapkan peran sektor lain dapat diperbesar.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel S A Supriono menyampaikan rasa syukurnya atas capaian pertumbuhan ekonomi di wilayahnya yang melampaui rata-rata nasional.
Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya para pelaku usaha, untuk bersama-sama mendorong peningkatan PDRB.