KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan ( Sumsel) Agus Fatoni mengimbau masyarakat untuk berhenti membakar hutan, lahan dan kebun secara ilegal.
Imbauan tersebut dilakukan guna meminimalkan dampak buruk kebakaran hutan dan lahan ( karhutla) bagi lingkungan dan kesehatan.
"Pembakaran hutan dan lahan memberikan dampak yang luas, baik bagi kesehatan maupun lingkungan. Oleh karena itu, kami mengharapkan masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sekecil apa pun," ujar Fatoni dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (7/10/2023).
Baca juga: Pemprov Sumsel Dukung Kerja Sama Pemkot Prabumulih dan LPN Malaysia untuk Hilirisasi Komoditas Nanas
Media, lanjut Fatoni, mempunyai peran penting dalam mengedukasi masyarakat supaya memahami bahaya pembakaran lahan secara ilegal. Oleh karena itu, ia mengharapkan media bisa memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dampak pembakaran lahan.
Selain peran media, Fatoni juga meminta forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), pihak swasta, serta masyarakat untuk bersinergi menangani karhutla.
Ke depan, Fatoni juga akan memperbanyak armada dan personel guna memaksimalkan upaya pemadaman karhutla di lapangan.
"Pola pemadaman karhutla yang kami lakukan sudah terpantau dari udara. Upaya pemadaman masih perlu penambahan, baik dari segi peralatan maupun personel. Oleh karena itu, kami perlu mempererat sinergi dengan berbagai stakeholder,” katanya.
Fatoni menegaskan bahwa sejauh ini, penegakan hukum bagi pelaku pembakaran hutan dan lahan secara ilegal telah ditegakkan. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan membakar lahan.
"Perlu dicatat, penegakan hukum untuk pelaku pembakaran lahan sudah berjalan, baik itu dari kepolisian maupun kejaksaan," ujar Fatoni.