KOMPAS.com - Bencana kebakaran hutan dan lahan ( karhutla) menjadi salah satu ancaman serius bagi sejumlah daerah di Indonesia, tak terkecuali Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang didominasi lahan gambut.
Menghadapi hal itu, Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan Korea Selatan (Korsel) terkait penanganan karhutla di Sumsel.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel S A Supriono mengatakan, Sumsel memiliki beberapa daerah yang rawan karhutla, di antaranya Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Kabupaten Lahat.
Supriono mengatakan, dari keempat kabupaten tersebut, wilayah Kabupaten OKI menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel.
Sebab, kata dia, kawasan di OKI didominasi lahan gambut yang jika terbakar akan sangat sulit dipadamkan.
Baca juga: Ekonomi Sumsel Capai 58,18 Persen, Didominasi Sektor Pertambangan dan Penggalian
“Harapan kami, kerja sama ini bisa memberikan input dan masukan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya penanganan karhutla ini,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (11/8/2023).
Hal tersebut dikatakan Supriono dalam Kick Off Meeting Korea-Indonesia Joint Project The Development Of Forest And Land Fire Management System In South Sumatera, Indonesia di Hotel Arista, Palembang, Sumsel, Rabu (8/8/2023).
“Ditetapkannya Kabupaten OKI sebagai lokasi proyek kerja sama Korsel-Indonesia merupakan keputusan yang tepat,” jelasnya.
Supriono mengatakan, dalam pencegahan terjadinya bencana karhutla, Pemprov Sumsel membutuhkan keterlibatan semua pihak.
Dia berharap, proyek kerja sama Korsel-Indonesia menjadi kontribusi nyata dalam upaya pencegahan, penanggulangan karhutla, termasuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Manggala Agni.
Baca juga: Sumsel Siap Pasok 200.000 Ton Beras, SYL Pastikan Kebutuhan Beras Nasional Aman Hadapi El Nino
Untuk diketahui, Manggala Agni merupakan brigade yang bertugas melakukan pencegahan, pengendalian, dan tindakan pascakarhutla.
“Kerja sama seperti ini sangat penting bagi Sumsel. Kami akan meminta keterlibatan masyarakat secara langsung untuk membantu pemerintah daerah (pemda) menjaga lahan gambut agar tidak terbakar,” tandasnya.
Hal yang sama diungkapkan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Thomas Tandi Bua.
Dia mengatakan, Sumsel ditunjuk sebagai lokasi kerja sama bilateral korporasi antara Pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel) karena memiliki lahan gambut yang luas.
“Fokus dari proyek kerja sama Development Forest dan Land Fire Management System antara Sumsel dengan Korsel dititikberatkan pada penanggulangan karhutla di Kabupaten OKI dan daerah sekitarnya melalui berbagai kegiatan strategis,” ujarnya.
Sementara itu, Korean Co Director of Korea-Indonesia Forest Cooperation Center (KIFC) Cho Junkuy menuturkan, proyek itu mulai dirintis pada 2016.
Saat itu, Tim KFS berkunjung ke Kementerian LHK dan berdiskusi dengan berbagai pihak, termasuk Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
“Setelah menyelesaikan proses resmi, baik di Korsel maupun di Indonesia, kedua negara sepakat untuk mengerjakan proyek ini, yang penandatanganan kesepakatan dilakukan pada Februari 2023,” tuturnya.
Cho mengharapkan dukungan semua pihak yang terlibat dalam proyek tersebut, baik pusat maupun daerah, agar mampu mencapai target sasaran.
“Saya sangat berharap agar proyek ini berjalan lancar dan sukses sehingga kami mampu berkontribusi pada peningkatan pengelolaan hutan dan lahan, khususnya di Sumsel,” ungkapnya.
Baca juga: Gudang BBM Ilegal di Jalan Lintas Palembang-Ogan Ilir Sumsel Terbakar