KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru mengatakan, pencegahan terjadinya praktek korupsi di Sumsel memang terus digalakkan.
Ia mengatakan bahwa korupsi terjadi karena pola pikir yang salah. Karena itu, kita harus tegas memperbaiki diri.
"Agar tidak terlibat korupsi, tanamkan perilaku cegah korupsi di dalam hati," tuturnya ketika membuka Sosialisasi Pencegahan Korupsi, di Auditorium Bina Praja Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumsel, di Palembang, Kamis (13/7/2023).
Herman Deru pun menyebutkan bahwa pelayanan publik kerap menjadi tempat terjadinya korupsi.
"(Untuk itu) kami ada aturan terkait pelayanan publik ini. Jangan sampai hal ini justru dimanfaatkan untuk terjadinya korupsi. Semua harus dibenahi," paparnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (14/7/2023).
Untuk itu, Herman Deru berharap agar Sosialisasi Pencegahan Korupsi dilakukan sebaik-baiknya, sehingga dapat menjadi literasi terkait upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi.
"Kami sangat berterima kasih karena terus diingatkan soal pencegahan korupsi ini," kata Herman Deru
Perlu diketahui, Sosialisasi Pencegahan Korupsi tersebut dilakukan dengan melibatkan Satuan Tugas (Satgas) Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan sejumlah pihak lainnya.
"Dengan hadirnya satgas ini, kami tentu akan mendapatkan literasi tentang bagaimana
menghindari hal-hal yang berdampak pada pelanggaran Undang-undang (UU)," bebernya.
Ke depan, Herman Deru pun meminta agar kegiatan serupa terus digelar dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk masyarakat.
"Sehingga nantinya peran pelayanan publik daerah dalam memperbaiki indeks persepsi korupsi dapat semakin meningkat," ujarnya.
Untuk diketahui, selain Gubernur Herman Deru, Satgas Tipikor Polri dan KPK, kegiatan Sosialisasi Pencegahan Korupsi juga diikuti oleh 51 organisasi perangkat daerah (OPD) Sumsel dan Sekda Sumsel SA Supriono.