KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) menghadiri gelaran Festival6 yang diselenggarakan oleh Kapanlagi Youniverse (KLY) di Senayan Park, Jakarta, pada Sabtu (8/7/2023) dan Minggu (9/7/2023).
Dalam ajang yang mempertemukan ide dan kreativitas dari berbagai generasi tersebut, Pemprov Sumsel menampilkan salah satu warisan budaya daerahnya, yaitu kain tenun Tajung.
Ada enam koleksi kain tenun Tajung yang ditampilkan di atas panggung Festival6. Dengan desain yang lebih unik dan modern, kain yang ditampilkan merupakan hasil kolaborasi dengan salah satu desain muda ternama Tanah Air, Putroh Ramadhan.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumsel Hj Febrita Lustia Herman Deru mengatakan, kolaborasi pihaknya dengan Putroh menjadi langkah tepat untuk mempromosikan warisan budaya khas Sumsel itu.
"Kami mengajak desainer muda untuk mengangkat kain tenun sebagai warisan budaya kami, agar anak muda mau mengetahui dan mau menggunakannya," kata perempuan yang akrab disapa Feby tersebut.
Baca juga: Di Depan Gubernur Herman Deru, Wapres Maruf Puji Keseriusan Sumsel Turunkan Angka Stunting
Sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumsel, Feby berperan besar mengembangkan kain tradisional khas Sumsel tersebut.
Untuk mempromosikan keunikan budaya Sumsel, Feby aktif menggandeng kaum muda di daerahnya untuk berkolaborasi dengan cara berkarya. Menurut Feby, kolaborasinya dengan generasi muda sengaja dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan dan rasa memiliki terhadap warisan budaya yang ada.
Berkat usahanya itu, Feby pun menerima penghargaan Anugerah Tokoh Inspiratif untuk kategori Tokoh Inspiratif Pegiat Kelestarian dan Pengembangan Budaya Berbasis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada Festival6, Sabtu.
"Terima kasih kepada Liputan6 yang memberikan penghargaan kepada kami. Dengan mendapatkan penghargaan ini, tentunya dapat memacu kami untuk lebih semangat dalam berkarya. Semoga kami dapat terus memajukan Sumatera Selatan," ujar Feby.
Pada kesempatan tersebut, Feby tak lupa membahas latar belakang kain tenun Tajung. Dia menjelaskan, kain Tajung sebenarnya adalah kain yang biasanya dipakai para pria untuk sehari-hari maupun saat-saat penting, seperti acara adat dan resepsi pernikahan.
Namun, dalam Festival6, Feby ingin memperkenalkan kain Tajung sebagai kain yang juga bisa digunakan oleh kaum hawa.
"Kami ingin agar kain tenun ini tidak hanya dipakai untuk laki-laki, tapi juga dapat digunakan wanita untuk acara resmi atau acara santai," ujar Feby.
Baca juga: Rumah Adat Suku Besemah Sumatera Selatan yang Penuh Falsafah
Sementara itu, Putroh menjelaskan bahwa enam koleksi kain Tajung yang ditampilkan di atas panggung Festival6 sengaja menonjolkan kesan modern. Kesan itu dapat terlihat dari perpaduan kain tenun dan denim.
"Koleksi ini dapat digunakan untuk generasi milenial yang menonjolkan jiwa anak muda. Dipadukan dengan jeans dan kain lawas, untuk memunculkan pesona yang lebih edgy dan anak muda banget," kata Putroh.