KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru menerima penghargaan Anugerah Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penghargaan itu diserahkan langsung Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin dalam puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-30 yang dipusatkan di halaman kantor Bupati Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Kamis (6/7/2023).
Gubernur Herman Deru menerima penghargaan tersebut berkat jasanya dalam lapangan pembangunan negara pada umumnya, serta terkait sesuatu bidang tertentu pada khususnya.
Salah satu keberhasilan Herman adalah menurunkan tingkat stunting atau tengkes sehingga menjadi yang terbaik nasional dengan capaian sebesar 6,2 persen.
Atas prestasi itu, Herman Deru menjadi satu-satunya gubernur yang mendapatkan Satyalancana Pembangunan dari Presiden RI.
Baca juga: Penurunan Stunting Sumsel Terbaik Se-Indonesia, Menko PMK Apresiasi Herman Deru
Tak hanya itu, berkat komitmen dan partisipasi aktif dalam menyukseskan program Bangga Kencana dan upaya percepatan penurunan stunting di Sumsel, Herman dikukuhkan sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.
Pada kesempatan itu, Herman Deru mengaku sangat bangga dengan penunjukan Sumsel sebagai tuan rumah Harganas Ke-30.
Penunjukan itu memiliki kriteria tersendiri, salah satunya adalah penurunan tingkat stunting secara drastis yang berhasil dilakukan Sumsel, yakni dari 24,8 persen menjadi 18,6 persen atau sebesar 6,2 persen.
Herman menyebutkan, capaian tersebut tidak didapatkan begitu saja, tetapi berkat akumulasi kerja sama dan gotong royong dalam binaan BKKBN dan Menteri Kesehatan (Menkes) serta kekuatan bupati/wali kota dan juga Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) di wilayah Sumsel.
"Ini kerja nyata yang berhasil dihargai. Karena itu, di kesempatan baik ini, kami ucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak dan Ibu,” ujarnya.
Dia menyebutkan, capaian itu tidak hanya membuat pihaknya bangga dan semangat, tetapi kedatangan para tamu undangan juga berhasil menggeliatkan perekonomian daerah.
Herman berharap, dengan menjadi tuan rumah, baik Sumsel maupun Kabupaten Banyuasin dapat semakin dikenal luas dengan prestasi-prestasinya.
Selain Herman, Ketua TP-PKK Sumsel Febrita Lustia HD juga menerima penghargaan Anugerah Tanda Kehormatan Satyalancana dari Presiden.
Bedanya, penghargaan Febrita adalah tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya yang diberikan bersama sejumlah gubernur, bupati, dan wali kota lain se-Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengajak semua warga untuk menjaga keluarga dan anak-anak agar tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Baca juga: Herman Deru Sebut Strategi Khusus Dibutuhkan untuk Tekan Angka Stunting di Sumsel
Dia mengimbau masyarakat untuk merencanakan sejak dini keluarga yang berkualitas bebas stunting.
Hasto mengatakan, ada dua amanah yang diberikan negara kepada BKKBN, yakni menjaga jumlah penduduk agar tetap seimbang serta mewujudkan keluarga yang berkualitas, termasuk melakukan percepatan penurunan stunting.
Saat ini, kata dia, tantangan yang dihadapi keluarga Indonesia bukanlah ledakan penduduk, melainkan masih terdapat kesenjangan di antara masyarakat.
Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya melalui percepatan penurunan stunting, juga menjadi salah satu tantangan.
“Untuk itu, Harganas 2023 mengusung tema ‘Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju’,” sebutnya.
Dalam sambutannya, Wapres Ma'ruf Amin mengatakan, berdasarkan statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebanyak 22 persen balita di dunia mengalami stunting dengan jumlah diperkirakan 149 juta.
Baca juga: Di Depan Gubernur Herman Deru, Wapres Maruf Puji Keseriusan Sumsel Turunkan Angka Stunting
Dia menyebutkan, dari jumlah tersebut, sebanyak 6,3 juta balita Indonesia yang mengalami stunting pada 2020. Menurutnya, jumlah itu harus diturunkan demi meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
Ma'ruf mengatakan, tingkat stunting Indonesia saat ini sebesar 21,6 persen. Angka ini harus diturunkan untuk mengejar target 14 persen pada 2024.
"Saya ingatkan kembali prevalensi stunting di Indonesia saat ini adalah 21,6 persen. Ini supaya kita sadar. Sementara target kita adalah 14 persen pada 2024. Tidak sampai 2 tahun,” katanya.
Untuk mencapai target, lanjut Wapres, berarti setiap tahun atau pada 2023 dan 2024 semua pihak harus bisa menurunkan stunting sebesar 3,8 persen secara nasional.
Ma'ruf mengatakan, persoalan stunting tidak hanya perkara tinggi badan, tetapi juga dampak buruk terhadap kualitas hidup individu tersebut, seperti penyakit kronis, tertinggal dalam kecerdasan, dan kalah dalam persaingan.
Baca juga: Tekan Stunting di Sumsel secara Masif, Gubernur Herman Deru Aktivasi Kembali Posyandu
Wapres pun mengingatkan, persoalan stunting harus ditangani dengan serius. Sebab, dampak buruknya mungkin baru termanifestasi dalam waktu bertahun-tahun ke depan. Akibatnya, persoalan ini terlambat untuk diatasi.
Mengutip laporan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), kata Ma’ruf, anak yang memiliki badan dan otak stunting akan memiliki kehidupan yang stunting pula.
“Oleh sebab itu, kita mesti serius melakukan upaya menurunkan angka stunting di negara kita," ujarnya.
Ma’ruf pun meminta setiap keluarga memanfaatkan layanan di posyandu dan puskesmas untuk memantau kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang anak sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
"Peran keluarga begitu penting bagi negara karena secara internal keluarga yang melahirkan generasi yang sehat akan menghasilkan masyarakat yang hebat dan negara yang hebat," jelasnya.
Baca juga: Gubernur Herman Deru Sebut Festival Sriwijaya XXXI sebagai Komitmen Sumsel Pertahankan Budaya Lokal
Pada kesempatan itu, Ma'ruf juga menyoroti fenomena pernikahan anak. Menurutnya, pernikahan anak tidak dilarang, tetapi akan menimbulkan efek negatif, seperti bayi yang dilahirkan mengalami stunting.
Oleh karena itu, dia mengingatkan orangtua untuk lebih ekstra mengawasi remajanya agar berperilaku hidup dan pergaulan sehat.
"Bagi keluarga yang memiliki anak remaja, pastikan remaja kita mempunyai perilaku hidup dan pergaulan yang sehat. Patut menjadi keprihatinan kita bersama karena angka pernikahan anak masih relatif tinggi," ujarnya.
Selain penyerahan penghargaan tanda kehormatan, kegiatan itu turut diwarnai dengan peluncuran Remaja Gotong Royong yang menjadi sinergisitas berbagai genre untuk penurunan stunting. Kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan stan.
Tampak hadir dalam kegiatan itu istri Wapres Ma’ruf Wury Estu Handayani, Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya, beberapa gubernur se-Indonesia, sejumlah forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda), dan bupati/wali kota se-Indonesia.