KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Zudan Arif Fakrulloh memastikan bahwa anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang bertugas pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) di daerahnya dapat tetap mengenakan hijab.
"Saya yang melihat langsung latihan Paskibraka di Rumah Jabatan setiap hari. Tidak ada masalah dengan penggunaan hijab. Jadi, silakan untuk tetap berhijab, saya yang bertanggung jawab,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (16/8/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Zudan sebagai respons terhadap polemik mengenai penggunaan hijab oleh Paskibraka. Hal ini sekaligus menegaskan sikap inklusif dan dukungan pemerintah daerah (pemda) terhadap hak beragama peserta Paskibraka.
Baca juga: Menko PMK Minta Pejabat Pemda Aktif Blusukan demi Tekan Kemiskinan Ekstrem
Sementara itu, Dantim Pelatih Letnan Dua (Letda) Infanteri (Inf) Abdul Azis Budi Hasbullah mengatakan bahwa pelatihan Paskibraka mengikuti pedoman dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), yang tidak melarang penggunaan hijab.
"Kami berpedoman pada aturan yang ada, dan tidak ada instruksi khusus dari atas yang melarang jilbab. Jadi, yang ingin memakai jilbab, silakan," ucap Abdul Azis.
Salah satu anggota Paskibraka Sulsel, Indira Nur Anastasiah mengungkapkan kesiapan dirinya untuk bertugas sebagai pembawa baki.
Baca juga: Cerita Lilly Wenda soal Insiden Sepatu Copot Saat Bertugas Bawa Baki Bendera di Istana
"Saya sudah siap bertugas dengan hijab,” ucap Indira, yang merupakan perwakilan dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Makassar.
Polemik penggunaan hijab pada Paskibraka di tingkat nasional menjadi sorotan, terutama setelah keputusan yang mengharuskan Paskibraka putri beragama Islam untuk melepas hijab saat pengukuhan dan upacara kenegaraan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Selasa (13/8/2024).
Pengurus pusat Purna Paskibraka Indonesia (PPI) mencatat ada 18 anggota Paskibraka berjilbab saat latihan, tetapi tidak ada yang berjilbab saat pengukuhan.