KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Zudan Arif Fakrulloh dan Pj Gubernur Papua Barat Daya Mohammad Musa'ad menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) terkait pembangunan daerah di Rumah Jabatan Gubernur, Selasa (9/7/2024).
Selain itu, kedua belah pihak juga menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) terkait pembangunan daerah dalam bidang industri dan perdagangan.
Dalam kesempatan tersebut, Zudan menyatakan apresiasinya atas kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat Daya dalam memajukan pembangunan, pemerintahan, serta hubungan sosial kemasyarakatan.
"Saya merasa bahagia bisa berkolaborasi dalam kerja sama pemerintahan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (10/7/2024).
Baca juga: Pemkot Tangerang Jalin Kerja Sama dengan 5 RS untuk Rujukan Perawatan Stunting
Zudan menjelaskan bahwa kerja sama antara pemerintah daerah (pemda) merupakan arahan dari Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi), yang disampaikan kembali oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, untuk mendorong setiap provinsi bekerja sama.
Dalam arahan tersebut menekankan bahwa tidak ada daerah yang lebih unggul daripada yang lainnya, dan setiap daerah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga kerja sama saling mendukung sangat diperlukan.
Zudan juga menegaskan bahwa Pemprov Sulsel siap membantu Pemprov Papua Barat Daya, provinsi ke-38 yang baru terbentuk di Indonesia, dalam berbagai aspek seperti digitalisasi pemerintahan, pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan kebutuhan pangan.
"Insya Allah, Provinsi Papua Barat Daya akan maju dengan cepat dan sukses. Kami siap mendukung, berkolaborasi, dan bersinergi untuk meraih prestasi bersama," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Pj Gubernur Papua Barat Daya Mohammad Musa'ad menekankan bahwa sebagai provinsi yang masih baru, Papua Barat Daya perlu melakukan banyak pembenahan.
Ia menekankan pentingnya untuk mendapatkan dukungan dari berbagai provinsi, terutama Sulsel.
"Khususnya Sulsel, karena kita tahu bahwa Sulsel merupakan poros kawasan timur Indonesia. Kami sangat berterima kasih karena dalam waktu relatif singkat kita dapat menandatangani perjanjian ini," ujar Mohammad.
Ia juga mengungkapkan berbagai potensi yang dimiliki Papua Barat Daya, seperti pariwisata yang terkenal dengan Raja Ampat, serta potensi dalam sektor minyak dan gas bumi (migas), nikel, serta batubara.
Baca juga: KPK Ungkap Jatah Dollar AS untuk Rita Widyasari dari Setiap Metrik Ton Tambang Batubara
Meski demikian, kata Mohammad, daerahnya masih berperan sebagai penghasil bahan mentah yang kemudian diproduksi di tempat lain.
"Kami berharap ke depannya, dengan dukungan termasuk dari Pemprov Sulsel, investor dari daerah ini dapat didorong untuk berinvestasi di Papua Barat Daya. Sehingga kami tidak hanya menjadi penghasil, tetapi juga bisa melakukan produksi di sini," imbuhnya.
Pentingnya kerja sama antara Sulsel dan Papua Barat Daya juga terlihat dalam sektor pangan, di mana Sulsel dapat memenuhi kebutuhan seperti cabai dan bawang merah untuk Papua Barat Daya, sehingga tidak perlu lagi mengimpor dari Pulau Jawa.
Selain itu, Mohammad juga menyampaikan harapannya untuk kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan.
Baca juga: Apakah Makan Ikan Mentah Baik untuk Kesehatan? Ini Penjelasannya...
"Banyak pasien dari Papua Barat Daya dirujuk ke Sulsel. Kami juga telah menandatangani MoU dengan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), termasuk untuk pengadaan dokter spesialis. Semua ini perlu didukung dengan kesepakatan bersama di tingkat provinsi," jelasnya.