KOMPAS.com - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah menyebutkan Kabupaten Gowa dapat menjadi cerminan dan suri teladan bagi daerah lain.
Hal itu terjadi usai Presiden RI Joko Widodo memberikan penghargaan tertinggi kepahlawanan Bintang Budaya Parama kepada pahlawan asal Gowa, I Mangadacinna Daeng Sitaba Karaeng Patinggalloang, pada Agustus lalu di Istana Negara.
Dengan penghargaan itu, Karaeng Pattingaloang resmi menjadi Pahlawan Nasional. Sebelumnya sudah ada dua pahlawan asal Gowa yang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, yakni Sultan Hasanuddin dan Syekh Yusuf.
"Kami bersyukur, bertambah lagi pahlawan (nasional) dari Gowa. Setelah Sultan Hasanuddin dan Syekh Yusuf, kini ditambah Karaeng Pattingaloang," kata Nurdin Abdullah pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-699 Kabupaten Gowa di Benteng Somba Opu, Minggu (17/11/2019).
Baca juga: Jelang Akhir Tahun, Pemprov Sulsel Antisipasi Terjadinya Inflasi
Dalam keterangan tertulisnya dijelaskan, nama Karaeng Pattingaloang juga digunakan dan diabadikan sebagai nama gedung serba guna di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Yasin Limpo mengatakan pengangkatan Karaeng Pattingaloang menjadi Pahlawan Nasional pun membuat momentum hari jadi Gowa ke-699 sangat menjadi istimewa
Ia menyebutkan tokoh Kerajaan Gowa abad ke-16 tersebut jasanya sangat besar dalam meningkatkan dan memajukan kebudayaan bangsa.
"Dalam perjalanannya Karaeng Pattingalloang dikenal sebagai raja tersohor karena menyukai ilmu sains serta menguasai tujuh bahasa asing," paparnya.
Lebih lanjut, Bupati Adnan menyebutkan, Kabupaten Gowa telah melahirkan banyak tokoh kenamaan yang menjadi kebanggaan rakyat Gowa sepanjang zaman.
Ia menjelaskan pada zaman kependudukan Belanda sejarah mencatat peran dan sumbangsih orang Gowa dalam eksistensi Republik Indonesia.
Selain Sultan Hasanuddin, Syekh Yusuf dan Karaeng Pattinggalong masih banyak banyak tokoh lainnya yang berperan dalam memperjuangan kemerdekaan RI. Salah satunya adalah Karaeng Galesong.
Bersama Dokter Wahidin Sudirohusodo Karaeng Galesong kemudian mempelopori lahirnya organisasi Budi Utomo pada 1908.
Tokoh lain kebanggan masyarakat Gowa adalah tokoh besar pendidikan nasional, yakni Ki Hajar Dewantoro.