KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ( Pemprov Sulsel) menyadari bahwa agama merupakan suatu hal yang sangat fundamental di kehidupan manusia, termasuk anak-anak.
Untuk itu, Pemprov Sulsel menginisiasi berbagai program guna memperkuat pendidikan agama anak-anak. Salah satunya adalah melaksanakan gerakan 15 Menit Mengaji untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Menurut Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, melalui gerakan itu para siswa akan diberikan materi belajar tajwid dan pengetahuan dasar agama. Materi-materi itu dituangkan dalam modul dasar, tahsin, hafalan surah, dan hadis pilihan.
"Perlahan kami juga mengajarkan As-Siyasah Syar'iyah, tujuannya adalah bagaimana menciptakan generasi yang berkarakter akhlak yang betul-betul mencerminkan agama islam,” ujar Andi.
Baca juga: Masuk Musim Penghujan, Seluruh Kepala Daerah di Sulsel Diminta Waspada Banjir dan Longsor
Dia berharap, dengan dilakukannya gerakan tersebut dapat melahirkan generasi berkarakter dengan akhlak baik, bebas paham radikalisme. Gerakan ini pun diharapkan bisa mnegurangi dampak kenakalan remaja.
“Insya Allah kelak menjadi pemimpin idealis, bermoral, profesional, anti korupsi, dan amanah," imbuhnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (7/11/2019).
Tak hanya itu, Pemprov Sulsel juga melaksanakan program Literasi Quran yang dilaksanakan selama 30 menit setiap hari Jumat.
“Lahirnya program ini merupakan imun untuk kekebalan agama, fundamental anak. Sebagaimana kami harus memberikan pemahaman agama yang ditafsirkan dengan rujukan, bukan tanpa rujukan," ungkap Andi.
Baca juga: Wagub Sulsel Ajak Keluarga Aktif Bentuk Karakter Anak
Hal tersebut dia sampaikan saat membuka acara Gerakan 15 Menit Mengaji Satuan Pendidikan SMA/SMK Negeri dan Swasta di Phinisi Ballroom, Hotel Claro, Makassar Sulsel, Kamis (7/11/2019).
Kegiatan yang diselenggarakan diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan itu dihadiri 813 guru agama dari berbagai kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan.
Selain literasi, Pemprov Sulsel pun turut mendorong munculnya tahfidz-tahfidz Al-Quran lewat program satu desa satu hafidz pada bulan Ramadan lalu.
Salah satu program prioritas pemerintah di bidang pendidikan itu diikuti oleh puluhan orang hafidz Alquran dari berbagai daerah di Sulsel.