KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak sepakat menggandeng PT Bumi Siak Pusako (BSP) dalam menuntaskan kasus stunting di Kabupaten Siak.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Siak Alfedri saat membagikan bahan makanan untuk mencegah stunting di Kelurahan Perawang, Kecamatan Tualang, Siak, Jumat (8/3/2024). Pembagian makaian itu merupakan bagian dari pelaksanaan program Bujang Kampung ke-100.
Alfedri mengungkapkan bahwa Pemkab Siak bersama seluruh stakeholder terus bersinergi dalam menekan angka stunting.
“Alhamdulillah, saat ini angka prevalensi stunting di Siak tinggal 2,7 persen. Kami harapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama semuanya akan selesai. Kami targetkan paling lambat akhir 2024 ini kasus stunting nol persen," ujar Alfedri melalui siaran persnya, Sabtu (9/3/2024).
Ia berharap kasus anak kurang gizi atau gizi buruk semakin berkurang, sehingga generasi muda Kabupaten Siak siap menyongsong Indonesia emas 2045.
Baca juga: Harimau Sumatera Masuk ke Permukiman Warga Siak Riau
"Kita ingin anak siak menjadi anak yang hebat, cerdas, berdaya saing, unggul, beriman, dan bertakwa di masa datang," lanjutnya.
Alfedri juga mengucapkan terima kasih kepada PT BSP yang memberikan dukungan serta kepedulian dalam menurunkan prevalensi tengkes atau stunting.
“Kami sangat mengapresiasi atas apa yang telah dilakukan oleh PT BSP melalui corporate social responsibility (CSR) terus berkomitmen dalam membantu pemerintah daerah menurunkan angka stunting di Siak,” ungkap Alfedri.
Pada kesempatan yang sama, Corporate Secretary PT BSP, Ardian Ardi menyampaikan bahwa dukungan ini merupakan bentuk kepedulian PT BSP sebagai badan usaha milik daerah (BUMD) kepada anak-anak di Kabupaten Siak.
Baca juga: Lembaga Penyiaran Siak Terima Penghargaan AMC 2024, Diskominfo Siak Utarakan Harapannya
“Intervensi dalam percepatan penurunan angka stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah (pemda) tetapi semua pihak. Termasuk swasta untuk menjadi orangtua asuh agar anak-anak sampai 1.000 hari kehidupannya bisa sehat, cerdas, dan tumbuh dengan baik,” tutur Ardian.
Sebagai informasi, paket makanan diberikan selama tiga bulan dan dikoordinir melalui puskesmas kecamatan. Adapun bantuan per bulan senilai Rp 1,3 juta. Diharapkan, setelah tiga bulan, anak-anak tidak lagi masuk kategori tengkes atau stunting.