KOMPAS.com – Dosen Fakultas Ilmu Sosial Univesitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Dr Fakhrur Rozi memberikan apresiasi kepada Wali Kota (Walkot) Medan Bobby Nasution yang telah membuka Balai Kota destinasi wisata warga Medan.
Menurutnya, penetapan Balai Kota sebagai destinasi wisata bisa memberikan kesempatan kepada warga untuk berkunjung setiap Sabtu malam.
“Saya pribadi mengapresiasi Pak Wali Kota yang telah membuka Balai Kota untuk masyarakat. Kebijakan ini saya nilai sangat baik karena bisa membangun rasa memiliki atau sense of belonging masyarakat terhadap pemerintah daerah,” tutur Rozi, dikutip dari keterangan pers resminya, Jumat (26/11/2021).
Meski demikian, Rozi mengingatkan bahwa pembukaan Balai Kota tentunya akan menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Medan.
Baca juga: Usai Minta Maaf, Bobby Nasution Keluarkan Jurus Atasi Banjir di Medan
“Tantangan bagi mereka adalah untuk bisa inklusif dengan masyarakat, terutama dalam memberikan pelayanan publik,” tutur Rozi.
Sebab, kata dia, Balai Kota adalah simbol pemerintahan kota. Jika simbol ini bisa diakses, artinya pelayanan publik juga harus bisa diakses dan dirasakan oleh banyak masyarakat.
“Jangan lagi ada muncul, misalnya, masyarakat yang kesulitan dilayani oleh aparatur Pemkot Medan,” pesannya.
Selain itu, Rozi menilai bahwa pagelaran seni, budaya, dan hiburan di Balai Kota juga merupakan inisiatif yang baik. Sebab, ia melihat peluang ekonomi di dalamnya.
“Meski demikian, semua pihak harus menjaga Balai Kota sebagai simbol pemerintahan agar kota tidak kehilangan rohnya,” ucap dia.
Baca juga: Kunjungi Lokasi Terdampak Banjir di Medan, Bobby Nasution: Insya Allah, Pasti Ada Solusi
Ia melanjutkan, hal penting yang perlu diperhatikan adalah masalah kebersihan. Pembukaan Balai Kota sebagai tempat hiburan diharapkan tidak melenceng atau mengotori simbol pemerintahan.
Lebih lanjut, Rozi berharap Bobby dapat menghadirkan destinasi wisata kota lain setelah Balai Kota dikunjungi masyarakat.
“Paling tidak, dapat dijadikan objek foto. Kota Medan tidak punya potensi alam, sehingga harus memaksimalkan kotanya menjadi destinasi wisata seperti yang sudah dilakukan sejumlah daerah di Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, sudah cukup banyak kota di Indonesia yang berhasil memaksimalkan potensi masing-masing.
Baca juga: Bobby Nasution: Saya Memohon Maaf kepada Seluruh Warga Medan atas Banjir yang Terjadi
“Terutama yang menjadi titik nol hidup pada malam-malam tertentu, sehingga menjadi destinasi wisata kota. Hal terpenting jangan sampai menimbulkan masalah baru, misalnya sampah atau kerawanan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas),” pesannya.
Balai kota merupakan bangunan administratif utama bagi pemerintahan kota sekaligus kantor utama bagi wali kota dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Jika warga ingin masuk ke balai kota, tentu ada sejumlah persyaratan yang dipenuhi. Sebab, tempat ini tidak terbuka untuk umum.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi Kota Medan. Wali Kota Bobby Nasution justru membuka Balai Kota Medan sebagai destinasi wisata baru yang bisa dikunjungi warga.
Baca juga: Medan Tergenang Banjir, Walkot Bobby Minta Maaf dan Siapkan Penanggulangan Jangka Panjang
Balai kota yang terletak di Jalan Kapten Maulana Lubis tersebut tidak hanya dibuka untuk warga, tetapi juga menawarkan aneka kuliner yang lezat dengan pagelaran seni dan budaya serta berbagai pertunjukkan kekinian dari berbagai komunitas.
Pembukaan Balai Kota Medan sebagai destinasi wisata dilakukan Bobby karena ia ingin menjadi wali kota yang inklusif dan lebih dekat dengan warganya.
Pembukaan balai kota untuk warga ditandai dengan digelarnya pertunjukan seni budaya, ekonomi kreatif, serta video mapping, Sabtu (20/11/2021).
Meski kini telah menjadi destinasi wisata baru, Bobby tetap mewanti-wanti jajarannya dan masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan (prokes).
Baca juga: Kota Medan Banjir, Bobby Nasution Minta Maaf
Ia menginginkan prokes tetap diperketat agar Medan tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Bobby mengungkapkan, pengunjung yang masuk ke Balai Kota akan dibatasi jumlahnya dan harus mengikuti prokes. Mereka wajib menggunakan PeduliLindungi sebagai bukti telah divaksin.
“Jadi sebelum mereka (pengunjung) harus terlebih dahulu melakukan scan barcode aplikasi PeduliLindungi. Hal ini yang harus kita tekankan secara terus-menerus,” tuturnya.
Ia pun menjelaskan bahwa pembukaan Balai Kota sebagai tempat wisata merupakan salah satu upaya jajarannya untuk membangkitkan perekonomian Kota Medan di tengah pandemi Covid-19, khususnya sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Baca juga: Bobby Nasution Terpilih Jadi Ketua Apeksi Komwil 1, Ini Fokus Kerjanya
“Pemkot Medan juga ingin menghadirkan suasana baru untuk masyarakat yang bisa digunakan sebagai tempat hiburan,” tuturnya.