KOMPAS.com – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad mengumumkan rencana pembangunan Tugu Bahasa di Pulau Penyengat sebagai komitmen nyata Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri dalam mendorong literasi di wilayahnya.
Monumen tersebut akan menjadi simbol kebangkitan literasi sekaligus ruang apresiasi bagi para penulis dari masa lalu hingga masa depan.
“Kami akan wujudkan monumen Tugu Bahasa di Pulau Penyengat sebagai tempat menghimpun karya para penulis hebat baik dari masa lalu maupun generasi baru Kepri," ujar Ansar dalam keterangan resminya, Senin (13/10/2025).
Karya-karya para penulis rencananya akan ditempatkan di Tugu Bahasa sebagai warisan budaya intelektual daerah.
Baca juga: Publikasi Saja Tak Cukup, Perlu Strategi Kekayaan Intelektual Perguruan Tinggi
Pernyataan tersebut disampaikan Ansar saat menerima penghargaan kehormatan Sahabat Rida K Liamsi (RDK) pada malam puncak RDK Award 2025 yang digelar di halaman Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri, Tanjungpinang, Jumat (10/10/2024) malam.
Dalam sambutannya, Ansar juga mengapresiasi pelaksanaan RDK Award 2025 yang dinilai berhasil membangkitkan kembali semangat menulis di Kepri.
Menurutnya, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa dunia literasi masih hidup di tanah Melayu.
“Tanjungpinang pernah dikenal sebagai Kota Penulis, dan semangat itu harus kita hidupkan kembali. Karena itu, Pemprov Kepri akan konsisten mendukung kegiatan literasi agar generasi muda kita memiliki daya pikir kritis, imajinatif, dan produktif,” jelasnya.
Baca juga: Mencegah Anak Kecanduan Gadget lewat Literasi Digital Orangtua
Ia menegaskan bahwa literasi bukan sekadar kemampuan menulis, tetapi juga fondasi membangun peradaban dan karakter bangsa.
Oleh karena itu, Ansar mengajak semua pihak untuk menjadikan membaca dan menulis sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat Kepri.
“Kita ingin budaya literasi menjadi denyut nadi kehidupan masyarakat, dari sekolah hingga ruang publik. Karena lewat literasi, kita bisa menanamkan nilai kebangsaan, kecerdasan, dan daya saing,” katanya.
Selain Ansar, penghargaan serupa juga diberikan kepada sejumlah tokoh lain, di antaranya Bupati Bintan, Bupati Lingga, Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Wali Kota Tanjungpinang 2001–2013 Suryatati A. Manan, Kepala BP Tanjungpinang Coky Indra Wijaya, dan Prof Abdul Malik.
Baca juga: Inisiatif Beasiswa Dokter Spesialis, Gubernur Ansar Tuai Apresiasi Pemerintah Pusat
Gubernur Ansar Ahamad bersama sejumlah tokoh menerima penghargaan dari Rida K Liamsi. Penghargaan diserahkan dalam ajang RDK Award 2025 dilaksanakan di halaman Gedung LAM, Tepi Laut, Tanjungpinang.RDK Award merupakan kompetisi menulis yang digelar untuk menghormati tokoh pers nasional Dato’ Rida Kaliamsi. Ajang ini sekaligus bertujuan menumbuhkan minat baca dan menulis di kalangan generasi muda Kepri.
Panitia mencatat sebanyak 334 karya dikirim ke ajang RDK Award 2025. Karya-karya ini tidak hanya datang dari warga kabupaten dan kota di Kepri, tetapi juga dari luar Provinsi Kepri.
Peserta berasal dari berbagai jenjang, mulai dari siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), hingga guru, jurnalis, dan masyarakat umum.
Setiap kategori yang dikompetisikan memiliki tema yang berbeda untuk mendorong imajinasi dan pemikiran kritis peserta.
Baca juga: Memelihara Pemikiran Kritis Mahasiswa
Pemenang RDK Award 2025 berasal dari berbagai daerah di Kepri. Pemenang kategori SD diraih oleh Fathan (SDIT Fajar Ilahi Batu Aji) dan Fern Nathanaela Christa Tio (SD 001 Tarempa).
Kategori SMP dimenangkan oleh Charissa Sophia (SMPN 1 Tanjungpinang) dan Siti Nas’Zira (SMPN 2 Singkep), sementara kategori SMA diraih Athaya Yumna Lestar (SMAN 3 Batam) dan Intan Fitria Maharani (SMAN 7 Tanjungpinang).
Untuk kategori guru, penghargaan utama jatuh kepada Angga Adharullah (SMPN 9 Tanjungpinang) dan Ali Imran (SMKN 1 Singkep).
Adapun kategori jurnalis/umum berhasil diraih oleh Muhammad Padli dari Natunaloka lewat karyanya 'Cahaya Inklusi dari Perbatasan'.
Baca juga: Jejak Terakhir Nico Saragih, Jurnalis Medan yang Kematiannya Janggal
Sebagai inisiator, Rida mengaku bangga atas antusiasme masyarakat terhadap dunia menulis.
Ia menilai, RDK Award telah tumbuh menjadi wadah penting bagi lahirnya generasi penulis baru di Kepri.
“Saya merasa haru melihat semangat literasi anak-anak Kepri hari ini. Dari 334 karya yang terkumpul, terlihat betapa luas imajinasi dan kepedulian mereka terhadap daerahnya,” ungkap Rida.
Ia juga menekankan bahwa literasi adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan.
Baca juga: PNM Peduli Dukung Literasi Anak di TBM Kolong Ciputat
Rida berharap, semangat menulis tidak berhenti di perlombaan, melainkan terus berlanjut menjadi gerakan sosial yang melibatkan semua lapisan masyarakat.
“Menulis bukan hanya tentang prestasi, tetapi tentang menyampaikan pikiran dan menjaga warisan budaya kita. Karena dari setiap tulisan yang dibuat adalah jejak sejarah dan cermin peradaban bangsa,” jelasnya.
Rida juga berpesan agar Tanjungpinang kembali mengambil peran sebagai pusat lahirnya penulis, sastrawan, dan jurnalis hebat seperti masa kejayaannya dulu.
“Tanjungpinang dulu dikenal sebagai Kota Penulis. Sudah saatnya kota ini kembali ke jati dirinya dan saya ingin literasi tumbuh di setiap rumah, sekolah, dan ruang publik di Kepulauan Riau," ucapnya.
Baca juga: Rahasia Para Penulis Menaklukkan Sunyi yang Menyesakkan