KOMPAS.com – Menyambut Hari Jadi ke-1220 Kabupaten Kediri, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri meluncurkan wastra baru pakaian khas Kediri yang mengusung motif lidah api dengan nuansa warna merah.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito ini mengatakan, desain baru pakaian khas Kediri ini tetap membawa pakem-pakem yang dulu telah dikaji oleh pakar budaya.
“Wajah baru ini dibuat supaya kami punya beberapa desain. Jadi, ketika bandara (Kediri) sudah buka kami bisa menyambut para tamu dengan berbagai macam desain,” tutur Mas Dhito melalui siaran persnya, Selasa (26/3/2024).
Seperti halnya pakaian khas Wdhan dan Ken Kadiri yang diluncurkan dua tahun lalu, motif lidah api, padma teratai, dan motif dua gunung yang melambangkan Gunung Wilis dan Gunung Kelud masih menjadi corak pakem.
Baca juga: Jelang Hari Jadi Ke-1220 Kabupaten Kediri, Mas Dhito dan Mbak Dewi Napak Tilas ke Desa Siman
Mas Dhito mengungkapkan, filosofi yang diusung pada wastra baru ini masih sama dengan pakaian terdahulu. Ia menambahkan, pihaknya masih terus mendorong masyarakat untuk memakai pakaian khas yang ada.
“Maka, saya minta warga Kabupaten Kediri bisa menggunakan pakaian khas yang ada, biar suatu saat nanti, sepuluh, lima puluh, atau seratus tahun lagi bisa menjadi pakaian adat,” ujar Mas Dhito.
Senada dengan Mas Dhito, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4) Imam Mubarok mengatakan, masyarakat perlu konsisten dalam menggunakan pakaian khas yang ada, sehingga pakaian khas tersebut dapat menjadi pakaian adat.
Menurutnya, perlu waktu hingga 50 tahun agar penggunaan pakaian khas ini dapat terus berkelanjutan.
Baca juga: Rombak Pejabat Pemkab Kediri, Bupati Mas Dhito: Ini Sesuai Kebutuhan
Pria yang akrab disapa Gus Barok ini juga mengajak masyarakat untuk memprioritaskan penggunaan pakaian khas Kabupaten Kediri. Ini agar cita-cita menjadikan pakaian khas Kediri menjadi pakaian adat tersebut bisa terwujud.
“Bagaimana kita bersama-sama ikut merasa handuweni hangrungkebi, dan bagaimana kita harus melestarikan,” tuturnya.
Salah satu upaya yang telah dilaksanakan yaitu dengan mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Pemkab Kediri untuk memakai pakaian Wdhan dan Ken Kadiri setiap hari Kamis di minggu pertama tiap bulannya.