Gelar Lomba Seni Suara Ayam Bekisar, Plt Bupati Sumenep Dorong Pelestarian Spesies Tersebut

Kompas.com - 27/10/2024, 12:53 WIB
Sheila Respati

Penulis

KOMPAS.comAyam bekisar merupakan merupakan spesies langka yang saat ini sudah nyaris punah. Sebagai informasi, unggas dengan nama ilmiah Galus varius x Gallus Gallus tersebut merupakan persilangan antara ayam hutan jantan dan ayam kampung betina yang berasal dari Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura.

Memiliki suara yang khas, ayam bekisar menjadi fauna ikon di Provinsi Jawa Timur.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, sebagai daerah asalnya, terus berupaya melestarikan ayam bekisar.

Pada Minggu (27/10/2024), Pemkab Sumenep mengadakan Lomba Seni Suara Ayam Bekisar Bupati Cup 2024. Kegiatan tersebut diselenggarakan dengan menggandeng komunitas pencinta ayam bekisar.

Lomba Seni Suara Ayam Bekisar Bupati Cup tahun ini dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bali, Bogor, Trenggalek, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, dan Jakarta.DOK. Pemkab Sumenep Lomba Seni Suara Ayam Bekisar Bupati Cup tahun ini dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bali, Bogor, Trenggalek, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, dan Jakarta.

Lomba itu mengundang antusiasme dan apresiasi dari pencinta ayam bekisar. Buktinya, peserta yang hadir tidak hanya dari Kabupaten Sumenep dan Madura saja, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia.

Pelaksana tugas (Plt) Bupati Sumenep Dewi Khalifah mengatakan, kegiatan lomba itu bertujuan untuk meningkatkan semangat melestarikan spesies ayam bekisar.

Baca juga: Pemkab Sumenep Buka Trayek Kapal Cepat, Jarak Tempuh Antarpulau Semakin Singkat

“Kami ingin memacu masyarakat untuk menjaga habitat ayam bekisar dari kepunahan, karena merupakan salah satu ayam langka yang memiliki suara kokok khas dan sangat familiar,” ujarnya saat pembukaan lomba di halaman Kantor Bupati Sumenep, menurut rilis yang diterima Kompas.com, Minggu.

Sumenep sebagai “daerah leluhur” ayam bekisar, lanjut Dewi, perlu mengembangbiakkannya. Tujuannya, agar potensi serta keberadaannya tetap lestari dan terjaga sampai kapanpun.

“Pemerintah daerah berkomitmen menjadikan Kabupaten Sumenep sebagai barometer pengembangbiakan ayam bekisar dan pengembangan komunitas penggemarnya. Tugas kita melestarikan potensi ayam bekisar yang tiada duanya di nusantara ini,” terangnya.

Dewi menjelaskan, ayam bekisar adalah hewan khas Kabupaten Sumenep, tetapi ayam ini sudah menyebar di Pulau Madura. Bahkan, meluas ke berbagai daerah di Nusantara.
Selain suara kokok yang memikat, masyarakat menggemari ayam bekisar, karena bulunya yang indah.

Selain suara kokok yang memikat, masyarakat menggemari ayam bekisar, karena bulunya yang indah.DOK. Pemkab Sumenep Selain suara kokok yang memikat, masyarakat menggemari ayam bekisar, karena bulunya yang indah.

Ketua Keluarga Penggemar Ayam Bekisar Indonesia (KEMARI) Cabang Kabupaten Sumenep yang hadir dalam lomba, Zainur Rahman, mengatakan bahwa peserta Lomba Seni Suara Ayam Bekisar Bupati Cup tahun ini dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bali, Bogor, Trenggalek, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, dan Jakarta.

“Sebanyak 300 ayam bekisar mengikuti 5 katagori perlombaan, yakni Kelas Utama, Madya, Pratama, Gacoran dan Kelas Eksebisi Bekisar Body Contest,” kata pria yang juga menjadi ketua panitia penyelenggara

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com