KOMPAS.com - Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengatakan, Kabupaten Jembrana selama ini dikenal memiliki nilai ekonomi tinggi serta penghasil biji kakao kelas dunia.
Produk kakao Jembrana bahan sudah mampu diekspor ke beberapa negara dan dipercaya sebagai bahan baku pembuatan cokelat dari produk-produk cokelat ternama dunia.
Nengah mengatakan, pihaknya tidak ingin Jembrana menjadi penghasil biji kakao saja, tetapi juga masuk ke sektor hilir dengan mengolah biji kakao menjadi produk cokelat.
Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana akan segera memiliki pabrik cokelat sendiri melalui factory sharing Jembrana di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.
Nengah mengatakan, factory sharing tersebut dibangun atas kerja sama sejumlah kementerian, di antaranya Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM).
Baca juga: Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu
"Di Indonesia hanya ada tiga factory sharing, tetapi hanya yang di Jembrana berjalan dengan baik dan sudah siap dioperasikan," ungkapnya usai mengecek pembangunan pabrik dan uji coba pengolahan cokelat, Selasa (5/12/2023).
Kendati belum diresmikan, Nengah sudah mempunyai nama yang akan mencari brand cokelat Jembrana tersebut, yakni Coklat Bahagia Jembrana atau disingkat menjadi Cobana.
Segmen pasar Cobana adalah kalangan anak muda. Produk lain diberi nama Coklat Pak Ngak dengan jenis bubuk dark chocolate.
Tambah mengatakan, pihaknya akan mengenalkan produk cokelat hasil factory sharing tersebut dalam kegiatan-kegiatan yang digelar pemerintah daerah.
Dai juga akan menggandeng usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Jembrana untuk memasarkan produk tersebut.
Baca juga: Percepat Penurunan Stunting, Pemkab Jembrana Laksanakan Program BAAS
“Produksi cokelat factory sharing ini akan dipamerkan dalam pameran UMKM Jembrana akhir tahun ini,” katanya dalam siaran pers.
Tamba mengatakan, pihaknya juga berencana mengenalkan produksi cokelat Jembrana dengan menggelar dan mengisi event tertentu di Jembrana.
Politikus partai Demokrat itu berharap, masyarakat Jembrana, khususnya anak muda, bangga dengan produk cokelat asli Jembrana tersebut dan produk-produk lokal lainnya.
"Mohon dukungan masyarakat Jembrana cokelat ini produk kebanggaan masyarakat Jembrana yang diproduksi dari hasil petani Jembrana," tuturnya.
Lebih lanjut, Tamba mengatakan, keberadaan factory sharing tersebut akan menguntungkan petani sektor hulu.
Baca juga: Sukses Jalankan Transisi PAUD ke SD, Bunda PAUD Jembrana Raih Wiyata Dharma Nasional 2023
Sebab, petani kakao Jembrana tidak akan bingung dalam pemasaran. Mereka sudah memiliki tempat untuk menjual kakao dengan harga yang menguntungkan.
“Tujuan dari pembangunan factory sharing ini adalah bagian dari hilirisasi dari produksi kakao petani Jembrana,” katanya.
Dia menyebutkan, selama ini petani sudah banyak menghasilkan kakao berkualitas, sehingga terbentuk kelompok-kelompok petani kakao Jembrana.
“Hasil kakao Jembrana sudah dikenal sebagai produk ekspor," terangnya.
Tamba mengatakan, dengan berdirinya factory sharing itu, para pembeli cokelat Jembrana tidak langsung ke petani, tetapi ke factory sharing.
Pasalnya, biji cokelat dari petani akan dijual ke koperasi yang ada di factory sharing untuk diolah.
"Seluruh produk biji coklat koperasi dibawa ke kami (factory sharing) dan selanjutnya dibuatkan cokelat olahan hingga kemasan jadi," ungkapnya.
Baca juga: Bangun Rice Milling Unit Subak Tibu Beleng, Bupati Jembrana: Ini Hadiah dari Pak Erick Thohir
Factory sharing yang memproduksi cokelat tersebut rencananya akan diresmikan Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia Teten Masduki pertengahan Desember 2023.