Kongres Masyarakat Adat Nusantara VI di Jayapura Disambut Baik Masyarakat Setempat

Kompas.com - 11/10/2022, 20:46 WIB
I Jalaludin S,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ( AMAN) Jayapura Benhur Wally mengatakan, pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI disambut masyarakat setempat.

Dia menyebutkan, pihaknya tengah menyosialisasikan kegiatan KMAN VI ke masyarakat sekitar dan mendapatkan sambutan baik, khususnya masyarakat adat setempat.

Sosialisasi dilakukan di kampung-kampung untuk bertemu dengan para ondoafi (pimpinan masyarakat adat di sekitar Sentani) serta tokoh adat untuk meminta restu atas terselenggaranya KMAN VI.

“Namun, kami panitia tidak terlalu fokus pada masyarakat umum. Kami lebih berfokus pada komunitas masyarakat adat yang menjadi anggota AMAN," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (11/10/2022).

Benhur mengatakan, pihaknya sudah mendatangi beberapa wilayah, antara lain Ralibhu di Distrik Sentani Timur, Nolobhu di Distrik Sentani, Waibhu di Distrik Waibu, dan daerah lain di Sentani.

Baca juga: Latih 19 Pemuda Papua Jadi Jurnalis, AMAN Harapkan Mereka Jadi Aset Perjuangan Masyarakat Adat

Selain itu, pelaksanaan KMAN VI juga disambut baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura dan juga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua.

Benhur menambahkan, pelaksanaan kegiatan KMAN VI akan berlangsung di Stadion Barnabas Youwe (SBY), Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Panitia KMAN VI memutuskan SBY sebagai salah satu pelaksanaan kongres meski sempat akan memilih Stadion Utama Lukas Enembe (SULE).

Namun, dengan pertimbangan proses perizinan dari Pemprov Papua yang membutuhkan waktu, maka tim panitia memutuskannya di SBY.

Hal itu dilakukan melalui koordinasi dengan Ketua Umum Panitia KMAN VI yang juga menjabat sebagai Bupati Jayapura, yaitu Mathius Awoitauw. Pemkab Jayapura pun memberikan dukungan.

Baca juga: Tingkah Baru Lukas Enembe Hadapi KPK: Istri-Anak Minta Mundur hingga Ingin Diperiksa Sesuai Adat Papua

Selain untuk pelaksanaan KMAN VI, SBY juga akan digunakan sebagai Sekretariat KMAN VI dan menjadi tempat pelaksanaan rapat-rapat persiapan dan pleno menuju KMAN VI.

Akan ada 5.000 peserta

Sebelumnya, Koordinator Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) KMAN VI Abdi Akbar mengatakan, pelaksanaan KMAN VI di Papua ditetapkan sejak 2017 dalam acara KMAN V di Sumatera Utara (Sumut).

Saat itu, ada usulan dari seluruh peserta yang hadir dalam KMAN V bahwa KMAN selanjutnya akan digelar di Papua. Usulan ini pun disetujui.

"Dipastikan ada sekitar 5.000 lebih peserta yang akan hadir pada pelaksanaan KMAN VI. Masing-masing komunitas masyarakat adat akan mengirim dua perwakilannya yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dan juga akan hadir tamu undangan lainnya," ucap Abdi.

Baca juga: Pengacara Lukas Enembe Sebut Rakyat Adat Papua Minta KPK Lakukan Pemeriksaan di Lapangan

Abdi menambahkan, pelaksanaan KMAN VI akan membutuhkan jurnalis masyarakat adat.

Menurutnya, meski sudah ada media elektronik, radio, dan media online di Papua, KMAN VI akan membahas soal masyarakat adat sehingga dibutuhkan jurnalis masyarakat adat.

Jurnalis masyarakat adat diharapkan bisa menyampaikan dan menyuarakan secara luas bagaimana persiapan-persiapan masyarakat adat di kampung-kampung dalam menyongsong KMAN VI hingga pada acara puncak dan penutup.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com