KOMPAS.com – Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ( AMAN) menyelenggarakan pelatihan jurnalis bagi masyarakat adat jelang Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Koordinator Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) KMAN VI Abdi Akbar menyatakan, pelatihan tersebut memiliki arti penting bagi jurnalis masyarakat adat di Jayapura, terlebih dalam waktu dekat Papua akan menjadi tuan rumah KMAN VI.
Ia berharap, para jurnalis yang baru selesai mengikuti pelatihan bisa membantu AMAN dalam menyebarluaskan informasi tentang KMAN VI dalam bentuk pemberitaan yang baik.
Menurutnya, para peserta pelatihan yang berasal dari kalangan anak muda itu merupakan aset terbaik yang dimiliki oleh Masyarakat Adat Papua.
Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Perluasan Partisipasi Politik Masyarakat Adat Pengurus Besar (PB) AMAN itu menilai, para peserta telah belajar menjadi jurnalis masyarakat adat dan bisa menulis berita dengan baik dari para fasilitator berpengalaman.
Baca juga: Kisah Perjuangan Masyarakat Adat Simantipal, Rela Bongkar Permukiman demi Jadi Bagian Indonesia
“Ini aset masyarakat adat yang harus terus dibina agar kelak perjuangan masyarakat adat yang ada di Wilayah Adat Tabi, Papua, bisa diadvokasi para jurnalis ini,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (1o/10/2022).
Salah satu peserta pelatihan, Irma Sokoy mengaku senang dan beruntung telah mengikuti pelatihan tersebut. Ia pun mengaku tidak lelah meski pelatihan berlangsung selama dua hari pada 23-24 Agustus 2022.
Perempuan adat dari Komunitas Masyarakat Adat Bhuyakha itu mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan serupa.
Menurutnya, pelatihan jurnalistik itu banyak memberikan manfaat bagi dirinya dan peserta lain.
“Banyak hal yang saya peroleh dari pelatihan ini, terutama bagaimana cara menulis berita yang baik,” katanya usai mengikuti pelatihan yang ditutup secara resmi Bupati Jayapura Mathius Awoitauw pada Rabu (24/8/2022).
Baca juga: Masyarakat Adat Sepakat Perkara Lukas Diserahkan ke Hukum Adat Papua
Irma pun berterima kasih kepada para pelatih maupun fasilitator yang telah membagi ilmu pengetahuan dan pengalaman jurnalistik kepadanya dan kawan-kawan pemuda adat lain di Papua.
Ia berharap, semua ilmu yang disampaikan itu dapat mereka praktikkan sehingga apa yang menjadi tujuan dari pelatihan pun bisa terealisasi.
“Pelatihan ini bertujuan supaya kami bisa menulis dan menyampaikan informasi yang benar tentang masyarakat adat, khususnya KMAN VI pada Oktober nanti,” kata Irma yang optimis bisa menulis seperti yang diharapkan.
Sementara itu, salah satu pelatih pelatihan jurnalistik Victor Mambor mengatakan, dia senang bisa ikut melatih di acara ini.
Dai berharap, para jurnalis masyarakat adat yang ikut dalam pelatihan bisa langsung praktik menulis berita, terutama terkait dengan persiapan KMAN VI.
Baca juga: Sidang Edy Mulyadi Diwarnai Kericuhan, Masyarakat Adat Dayak Tak Terima Putusan Hakim
Menurutnya, banyak topik yang bisa ditulis tentang KMAN VI, seperti kesiapan warga menyambut KMAN VI dengan mempromosikan kuliner dan kesiapan warga kampung menyediakan rumah untuk menampung peserta KMAN VI dari seluruh Nusantara.
“Semua itu adalah topik yang menarik untuk ditulis para peserta pelatihan. Saya optimistis peserta cukup memahami dan bisa langsung mempraktikkan apa yang mereka pelajari selama pelatihan,” katanya di sela kegiatan pelatihan.
Victor mengingatkan, satu hal kepada peserta pelatihan dalam menulis berita, yaitu peka dan jeli dalam melihat suatu peristiwa yang diberitakan dan tidak boleh berasumsi atau mengarang peristiwa.
“Tulisan harus berdasarkan fakta dan data yang akurat, tidak boleh mengarang,” tegas penanggung jawab portal berita Papua dari Jubi itu.
Pada penutupan acara, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengapresiasi kegiatan pelatihan jurnalis Masyarakat Adat yang melibatkan anak-anak muda dari Wilayah Adat Tabi, Papua.
Baca juga: Pemekaran Papua dan Pengabaian Aspirasi Masyarakat Adat
Menurutnya, kegiatan yang diprakarsai AMAN itu bermakna positif menjelang pelaksanaan KMAN VI pada 24-30 Oktober 2022.
Mathius menyebutkan, ada banyak hal yang perlu diangkat, diungkap, dan diinformasikan oleh para jurnalis Masyarakat Adat yang telah mengikuti pelatihan.
“Materi yang diterima dalam pelatihan akan menambah wawasan dan pengetahuan yang baru bagi para jurnalis masyarakat adat untuk memberitakan segala kegiatan KMAN VI,” katanya.
Pria yang juga menjadi Ketua Umum Panitia KMAN VI itu menilai, pelatihan tersebut juga bisa membuat jurnalis mengadvokasi masyarakat adat nusantara yang datang dalam kegiatan KMAN VI.
Mathius menyebutkan, para peserta yang datang di KMAN VI nanti adalah masyarakat adat dari berbagai penjuru nusantara.
Baca juga: Hari Internasional Masyarakat Adat, Direktorat KMA Gelar Lokakarya Pelestarian Obat Herbal
Oleh karenanya, ada hal-hal lain yang sama dalam tatanan masyarakat adat yang bisa ditulis atau dipublikasikan jurnalis masyarakat adat.
Ia menuturkan, masyarakat adat dari Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan lainnya memiliki kesamaan dalam strata kehidupan masyarakat adat di Papua.
“Ini belum digarap secara mendetail dan perlu kerja-kerja jurnalis untuk menginformasikan ke publik,” kata bupati dua periode itu.
Ia menambahkan, selain memberitakan KMAN VI, para jurnalis masyarakat adat juga dapat menulis segala keunikan dan kearifan lokal di Papua. Semua itu bisa dieksplorasi dan diungkap lewat tulisan.
“Untuk itu, kita butuh anak-anak (pemuda adat) kreatif yang bisa mengungkap itu lewat pelatihan-pelatihan seperti ini,” katanya.
Mathius berharap, KMAN VI berjalan atas dasar kasih, kebersamaan, dan kekeluargaan yang beragam untuk menjaga identitas kebangsaan.
Adapun pelatihan jurnalis masyarakat adat tersebut diikuti 19 pemuda dan pemudi adat dari berbagai komunitas masyarakat adat yang ada di kampung-kampung di sekitar Jayapura.
Pelatihan dibuka secara resmi Wakil Ketua Dewan AMAN Daerah (Damanda) Jayapura Amos Sumilena pada Selasa (23/8/2022).
Pada hari pertama, para peserta mendapatkan berbagai materi, antara lain tentang jurnalisme berperspektif masyarakat adat, etika jurnalistik, Undang-Undang Pers, pemahaman dasar jurnalistik (menulis berita), teknik wawancara, dan praktik membuat berita.
Pada hari kedua, para peserta melanjutkan pembelajaran tentang media sosial. Pelatihan dipandu sejumlah pelatih atau fasilitator yang merupakan jurnalis senior media lokal Jubi dan para staf Infokom Pengurus Besar (PB) AMAN.
Baca juga: Ada IKN Ini Kami Merasa Waswas, Khawatir Hak Masyarakat Adat Tak Dihargai