KOMPAS.com - Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sembalun, Junaedi mengatakan, pihaknya akan menyuguhkan 500 kotak teh peppermint atau daun mint untuk peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Papua pada Senin (24/10/2022) sampai Minggu (30/10/2022).
Teh dari Rinjani tersebut disuguhkan sebagai bentuk partisipasi untuk menyukseskan KMAN VI. Adapun teh peppermint merupakan produk asli Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Sembalun.
“Kami siap membawa 500 kotak teh daun mint dari Rinjani ke KMAN VI,” kata Junaedi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (11/10/2022).
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat memberikan sambutan di Rapat Kerja Daerah (Rakerda) AMAN Sembalun di Dusun Mentagi, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (30/6/2022).
Junaedi mengungkapkan, teh peppermint telah dipercaya oleh masyarakat adat Sembalun untuk meningkatkan stamina dan menenangkan pikiran.
Baca juga: 9 Cara Mengusir Tikus, Bisa Pakai Minyak Peppermint hingga Kayu Manis
Ia berharap, sajian 500 kotak teh daun mint yang dibawa dari Rinjani dapat membuat peserta KMAN VI menjadi bugar dan fokus mengikuti jalannya acara dan kegiatan hingga selesai.
Lebih lanjut, Junaedi menjelaskan bahwa teh tersebut merupakan hasil bumi yang dibudidayakan oleh kelompok pemuda adat. Pembudidayaannya dilakukan di kebun-kebun milik masyarakat adat.
Ia mengatakan, seluruh keuntungan yang dihasilkan dari budi daya daun mint nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional sekolah adat di Sembalun.
“Budi daya daun mint yang dikelola pemuda adat ini didukung oleh AMAN melalui program Kedaulatan Pangan Masyarakat Adat,” ujar Junaedi.
Junaedi mengaku bahwa budi daya daun mint sejauh ini dikelola dengan baik oleh pemuda adat setempat.
Baca juga: Cara Menanam Daun Mint dari Biji dan Stek Batang
“Mereka pun berupaya agar hasil penjualan pepperment itu bisa ditabung untuk menutupi pembiayaan keberangkatan perwakilan masyarakat adat dalam mengikuti KMAN VI,” imbuhnya.
Menurut Junaidi, kehadiran pihaknya di KMAN VI sangatlah penting dalam rangka menyuarakan aspirasi terkait sengketa lahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat adat Sembalun dan PT Sembalun Kusuma Emas (SKE).
Sebagai informasi, dalam Rakerda AMAN Sembulun dihadiri pula Ketua BPH AMAN Wilayah NTB Lalu Primawiraputra, Ketua Dewan AMAN Wilayah (Damanwil) NTB Abdurrahman Sembahulun, Kepala Biro Ekonomi Sosial-Budaya AMAN Wilayah NTB Lalu Kesumajayadi, dan para perwakilan dari 11 komunitas masyarakat adat anggota AMAN Sembalun.
Pada kesempatan yang sama, Ketua BPAN Sembalun Abdul Robi mengatakan bahwa produksi teh daun mint telah dimulai para pemuda adat sejak awal 2019 sebagai penambah daya tahan tubuh saat Covid-19 merebak.
Ia menceritakan, proses pembuatan teh daun mint kala itu dipelajari secara otodidak melalui kanal YouTube. Dari proses ini, daun mint dapat diolah menjadi minuman dengan banyak manfaat.
“Kami mencoba membuat teh dari daun mint. Ternyata enak rasanya. Sejak itu, kami produksi teh daun mint,” ucap Robi.
Baca juga: 9 Wisata Pangalengan yang Lagi Hits, Ada Jembatan di Tengah Kebun Teh
Meski demikian, ia tak menampik saat awal merintis teh tersebut terdapat beberapa kendala.
Pemuda adat merasa kesulitan mengelola teh daun mint, terutama dalam hal pemasaran dan pengemasan. Apalagi, sebut dia, modal produksi juga terbatas.
“Namun, semua kendala bisa teratasi setelah mendapat dukungan dari AMAN,” tutur Robi.
Ia mengatakan bahwa kini pihaknya telah bermitra dengan salah satu toko pusat oleh-oleh khas Masyarakat Adat Sasak di Mataram untuk mendistribusikan penjualan teh daun mint yang mereka produksi.
Baca juga: Mural Mataram is Love Jembatan Perdamaian Antara 3 Kelompok Suporter
Robi mengaku senang produksi teh daun mint yang dirintis dengan susah payah itu, akhirnya semakin lancar.
Para pemuda adat juga senang setelah mengetahui teh daun mint yang mereka produksi, akan disuguhkan di KMAN VI.
“Ini suatu kehormatan bagi kami bisa berperan serta di KMAN VI,” katanya.