KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta terus menggenjot upaya integrasi antarmoda transportasi.
Hal itu agar moda transportasi di Ibu Kota semakin aman dan nyaman, sehingga masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, salah satu indikator paling sederhana agar sebuah kota disebut maju atau modern adalah ketika masyarakatnya menggunakan kendaraan umum untuk kegiatan sehari-hari.
“Itu sebabnya kita genjot betul transformasinya dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Satu kata kunci, yaitu integrasi. Di kota modern dan global, transportasinya pasti terintegrasi. Naik kendaraan dari mana saja, bisa berpindah ke mana saja, bisa antarmoda,” ungkap Anies Baswedan dalam keterangan persnya, Selasa (16/8/2022).
Baca juga: Cara Pakai Tarif Integrasi Angkutan Umum Jakarta di JakLingko...
Terkait integrasi transportasi, Anies menjelaskan, sejak ada Jakarta dan Lingko (JakLingko) atau sistem terintegrasi antarmoda di DKI Jakarta, pengguna kendaraan umum meningkat tiga kali lipat dibandingkan 2016.
Hal ini karena kendaraan umum, seperti angkutan kota (angkot) yang disebut Mikrotrans, kini memiliki jangkauan lebih luas serta tidak perlu ngetem.
Kenyamanan yang meningkat berkat sejumlah Mikrotrans yang sudah dilengkapi dengan air conditioner (AC).
Selain itu, pengoperasian 30 bus listrik Transjakarta yang berjalan sejak Jumat (4/3/2022), menambah kenyamanan dalam berkendaraan umum di Ibu Kota. Di samping menekan polusi udara, bus listrik ini pun bebas dari polusi suara.
Baca juga: Naik MRT-Transjakarta dari Bundaran HI ke Ciledug Cuma Bayar Rp 6.750 berkat Tarif Integrasi
Mulai Kamis (11/8/2022), pengguna transportasi publik di Ibu Kota dapat menikmati tarif integrasi antarmoda transportasi.
Adapun implementasi tarif integrasi ini merupakan penugasan yang diamanahkan oleh Pemprov DKI Jakarta agar masyarakat kian tergerak menggunakan transportasi umum.
Penerapan tarif integrasi ini semakin optimal berkat aplikasi JakLingko. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat meng-input lokasi tujuan dan memilih rekomendasi rute sesuai tujuan.
Ongkos tarif yang telah disesuaikan maksimal Rp 10.000 jika menggunakan lebih dari satu moda transportasi. Namun, apabila pengguna hanya menggunakan satu moda, tarif yang berlaku akan sama dengan yang berlaku pada masing-masing operator.
Baca juga: Lewat Tarif Integrasi, Naik 3 Moda Transportasi Cukup Bayar Rp 10.000
Selain dengan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, PT JakLingko Indonesia juga bersinergi secara intensif dengan tiga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) transportasi DKI selaku operator yang juga mengimplementasikan tarif integrasi, yaitu PT Transjakarta, PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta (Perseroda), dan PT Light Rail Transit (LRT) Jakarta.
Pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai, kerja sama business-to-business antarpemangku kepentingan memiliki andil besar terhadap upaya integrasi antarmoda transportasi.
“Langkah ini dimaksudkan agar tidak ada sekat yang bisa menghambat orang untuk menggunakan moda transportasi publik,” jelas Yayat.
Baca juga: Cara ke Stasiun Gambir dari Bogor Naik Transportasi Umum
Penataan kawasan stasiun juga merupakan salah satu program Pemprov DKI Jakarta dalam mendukung moda transportasi publik.
Upaya ini ditujukan agar semua aktivitas yang dijalankan di stasiun, baik saat pengguna mengunjungi stasiun, pergi menggunakan transportasi publik, maupun tiba di stasiun tujuan, semakin aman dan nyaman.
Dalam rangka meningkatkan kenyamanan pengguna angkutan umum, Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) merevitalisasi sejumlah kawasan stasiun KRL Commuter Line.
Adapun proyek ini dikerjakan oleh perusahaan patungan atau joint venture antara PT MRT Jakarta (perseroda) dan PT KAI (persero), yaitu PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pada tahap keempat ini, ada tujuh kawasan stasiun yang akan direvitalisasi, yaitu Cikini, Pasar Minggu, Duren Kalibata, Karet, Klender, Grogol, dan Gambir.
Sementara itu, delapan kawasan stasiun lain telah selesai direvitalisasi sejak 2020, yakni Tanah Abang, Sudirman, Senen, Juanda, Tebet, Palmerah, Manggarai, serta Gondangdia.
“Jakarta sebagai Ibu Kota tentu harus memperhatikan sarana moda transportasi publiknya, termasuk tempat yang menjadi titik temu antara penumpang dan modanya, yaitu kawasan stasiun,” ujar Syafrin.
Sebagai informasi, penataan kawasan stasiun yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta meliputi penataan tempat pejalan kaki, merapikan lokasi pedagang kaki lima, penataan tempat berhenti angkutan umum, serta menata lahan sekitar stasiun untuk dapat dimanfaatkan secara optimal.
Syafrin menegaskan, upaya-upaya tersebut sudah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai bagian dalam menata transportasi publik.
“Banyak perkembangan yang membuat moda transportasi publik di kawasan stasiun semakin aman serta nyaman saat digunakan oleh warga Jakarta dan sekitarnya,” ujarnya.
Baca juga: Revitalisasi Rampung, Halte Transjakarta Kwitang Kembali Beroperasi
Selain memperbaiki kawasan stasiun, Pemprov DKI juga melakukan penataan trotoar dengan menerapkan konsep complete street dan pembagian ruang jalan.
Langkah ini diharapkan dapat memastikan adanya ruang untuk pejalan kaki dan pesepeda, menambah ruang untuk transportasi umum dan fasilitas pendukung, menyediakan ruang untuk kendaraan pribadi, serta sisa ruang dapat dipergunakan untuk parkir onstreet.
Pada 2022, Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta menata trotoar dengan konsep complete street di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat yang dibagi menjadi tiga kawasan.
Kawasan pertama adalah Kebayoran Baru yang terdiri atas Jalan Pattimura (2.970 meter), Jalan Sultan Hasanudin (970 meter), Jalan Cikajang (985 meter), Jalan Gunawarman (680 meter), dan Jalan Trunojoyo (1.355 meter).
Baca juga: Tarif Integrasi Berlaku, Cukup Bayar Sekali Saat Naik Transjakarta, MRT, dan LRT
Kawasan kedua adalah Pecenongan yang meliputi Jalan Juanda (1.000 meter) dan Jalan Pecenongan (1.100 meter). Sedangkan, kawasan ketiga yakni Jalan Proklamasi (2.540 meter) dan Jalan Penataran (1.000 meter).
Sementara itu, pengerjaan skywalk Kebayoran Lama telah mencapai 30 persen dan skywalk Simpang Temu Lebak Bulus Poins Square telah mencapai 35 persen.
Hal ini juga merupakan wujud nyata dari Pemprov DKI dalam mendukung integrasi antarmoda transportasi.
Forum Diskusi Transportasi Jakarta Adriansyah Yasin Sulaeman menilai, keberadaan skywalk Kebayoran Lama penting adanya karena menghubungkan angkutan massa berbasis bus dengan KRL Jabodetabek yang berbasis rel.
Begitu pula dengan skywalk Simpang Temu Lebak Bulus Poins Square. Menurut Adriansyah, jalur pejalan kaki layang ini dapat menghidupkan kawasan di sekitarnya. Namun, ia juga menekankan agar integrasi dengan Transjakarta dapat lebih dimaksimalkan.
Baca juga: Penataan Kawasan Stasiun Tebet Diresmikan, Anies: Kolaborasi adalah Kunci
Pemprov DKI Jakarta juga menyediakan jalur khusus sepeda untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat, khususnya pengguna sepeda, sekaligus mewujudkan kota ramah lingkungan.
Upaya ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 128 Tahun 2019 tentang Penyediaan Lajur Sepeda mengenai jalur-jalur, marka, rambu dan perlengkapan sepeda.
Pada 2022, Pemprov DKI Jakarta menambah sepanjang 195,6 kilometer (km) jalur sepeda di 20 lokasi, setelah sebelumnya membangun sepanjang 103,5 km jalur sepeda.
Pembangunan ini sejalan dengan pengguna sepeda yang meningkat hampir 1.000 persen sejak pandemi Covid-19. Mereka bersepeda, baik untuk bekerja, olahraga, rekreasi, maupun kegiatan sehari-hari lainnya.
Baca juga: Pemprov DKI Berencana Tambah Jalur Sepeda Sepanjang 195,6 Kilometer
Beragam upaya yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta telah membuahkan hasil, di antaranya dengan meraih penghargaan dunia, Sustainable Transport Award (STA) 2021. DKI Jakarta merupakan kota pertama di Asia Tenggara yang meraih penghargaan ini.
Penghargaan transportasi berkelanjutan tersebut diraih berkat berbagai program integrasi antarmoda transportasi publik.
Selain bangga, Anies mengatakan, pihaknya terus berkomitmen mengupayakan sistem transportasi berkelanjutan demi kenyamanan masyarakat dalam mobilitasnya sehari-hari.
Baca juga: Raih Penghargaan STA, Anies: Kita Berhasil Mengungguli Kota Lainnya di Dunia
Untuk diketahui, STA merupakan ajang penghargaan tahunan yang menilai perbaikan mobilitas dan inovasi perbaikan sistem transportasi kota.
Penilaian yang ada berdasarkan visi, konsep, dan eksekusi yang dijalankan dalam mengembangkan sistem transportasi.
Selain itu, juri yang memberikan penilaian terdiri atas sejumlah lembaga internasional, seperti Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), Bank Dunia, dan International Council for Local Environmental Initiatives (ICLEI).