TRENGGALEK,KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ( Kemendes PDTT), Anwar Sanusi, mengatakan bahwa dana desa merupakan instrumen dalam membangun kawasan perdesaan, baik dari segi ekonomi, sosial maupun infrastruktur.
"Saat ini ada satu momentum besar, terutama terkait pembangunan pedesaan dan kawasan perdesaan yang memang menjadi komitmen pemerintah saat ini. Itu sudah ditunjukkan dengan adanya dana desa, dan kalau kita lihat dan hitung hampir Rp 257 triliun sampai 2019," ujarnya pada diskusi di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur Selasa (5/03/2019).
Adapun output yang dihasilkan dari dana desa, lanjut Anwar, sangat signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat desa. Selain itu, dana desa juga telah dimanfaatkan untuk perbaikan pelayanan sosial dan kebutuhan dasar di tingkat pedesaan, mulai pembangunan PAUD, Polindes, Posyandu, sarana air bersih dan lainnya.
"Perputaran uang dari pengelolaan dana desa ini diharapkan juga mampu mengerakan sektor ekonomi di tingkat desa," kata Anwar.
Menurut dia Kabupaten Trenggalek memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk mendongkrak sektor perekonomian warga. Potensi itu diantaranya kawasan berbasis perkebunan, pertanian dan wisata yang notabene juga sebagai penopang penghasilan asli daerah (PAD) Kabupaten Trenggalek.
"Trenggalek punya banyak potensi yang menurut saya harus dikembangkan menjadi sebuah kawasan. Kendala yang muncul mungkin SDM. Kami akan identifikasi keahlian yang dibutuhkan untuk mengembangkan kawasan perdesaan itu," tambah Anwar.
Anwar menambahkan, nantinya pemerintah akan mencarikan solusi agar realisasi pembangunan kawasan perdesaan segera terwujud. Hanya, keterlibatan dan komitmen semua pihak mutlak dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut.
"Tak hanya pemerintah, namun juga elemen masyarakat termasuk pihak swasta. Kalau kita sudah punya masterplan yang cukup bagus, kita akan bawa swasta ke Trenggalek. Kami sudah ada MoU kurang lebih dengan 100 perusahaan swasta, dan itu siap mendukung program pengembangan kawasan pedesaan," ucapnya.
Sementara itu, Plt. Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, telah malakukan review dokumen perencanaan kawasan perdesaaan. Hasilnya, Pemerintah Kabupaten Trenggalek memutuskan menunjuk lima kawasan perdesaan baru, di antaranya adalah kawasan Durenan, Pule, Watulimo, Panggul dan Bendungan.
Lima kawasan perdesaan ini punya potensi berbeda-beda. Misalnya di kawasan Bendungan fokus pada agroforestri dan peternakan, sedangkan di kawasan Durenan fokus pada peternakan dan aero spot, Watulimo Desa Wisata, Panggul potensi kelapa dan beberapa potensi di kawasan perdesaan lainnya," kata Nur.
Perubahan review dokumen perencanaan itu, menurut Nur, sekaligus akan mengubah pola distribusi bantuan dan pola pendekatan. Hal itu lantaran setiap kawasan memiliki potensi berbeda-beda.
"Kalau kemarin kita memberikan sokongan desa by desa, besok lebih pada kawasan. Jadi, ada di Durenan, Pule, Watulimo, Panggul, dan Bendungan. Bantuannya gelondongan sehingga nanti potensinya akan lebih besar, karena akumulasi dari potensi masing-masing desa sekitar," ujarnya.
Untuk diketahui, sebelum bertolak ke Jakarta usai menggelar diskusi dan meresmikan sejumlah sarana dan prasarana yang masuk dalam pengembangan strategi pemerintah daerah, rombongan Kemendes PDTT itu meninjau sejumlah lokasi wisata dan beberapa obyek lainnya untuk memetakan potensi dan mengevaluasi kinerja Pemkab Trenggalek.