Desa Koa Jadi Percontohan Makan Bergizi Gratis, Pemkab TTS Ucapkan Terima Kasih

Kompas.com - 21/03/2025, 14:03 WIB
A P Sari,
Inang Sh

Tim Redaksi

Sekda TTS mengalungkan selendang ke Tim BGN.DOK. POS-KUPANG.COM/HO Sekda TTS mengalungkan selendang ke Tim BGN.

KOMPAS.com - Pemerintah pusat resmi memilih Desa Koa di Kabupaten Timor Tengah Selatan ( TTS) sebagai percontohan program Makan Bergizi Gratis ( MBG) dari Presiden Prabowo Subianto.

Program itu diwujudkan lewat aksi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi ( SPPG) yang bernaung di bawah Yayasan Wadah Titian Harapan.

Dea Koa nantinya menjadi dapur yang akan menyuplai kebutuhan makanan untuk mendukung program MBG.

Sejumlah tim dari Badan Gizi Nasional (BGN) diturunkan, salah satunya Deputi Sistem dan Tata Kelola, Tigor Pangaribuan Florencio Mario Vieira yang menjabat sebagai Tenaga Ahli Utama BGN.

Kemudian, Ketua DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT) Fernando Ozorio Soares, Sekretaris Daerah (Sekda) TTS Edison Sipa, tim dari UNICEF, serta sejumlah pejabat lainnya.

Baca juga: Program Sekoper, Upaya Pemkab Timor Tengah Selatan Tingkatkan Kapasitas Perempuan

Pada kesempatan itu, Sekda TTS Edison Sipa mengaku bersyukur atas kunjungan tim BGN ke lokasi yang masih terisolasi tersebut.

"Kabupaten TTS masih memiliki banyak keterbatasan. Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) TTS merasa program MBG akan sukses dilaksanakan," ucap Edison, dilansir dari Pos Kupang, Kamis (13/3/2025).

Sementara itu, Deputi Sistem dan Tata Kelola Tigor Pangaribuan mengapresiasi semangat dan kerja keras pengelola SPPG yang telah mempersiapkan semua kebutuhan MBG di Koa meski di tengah medan yang sulit.

“Saya akui, cukup berat medannya ke sini. Namun, saya bangga dengan semangat dan kerja keras dari warga di sini, terutama SPPI yang luar biasa. Mereka penuh antusias dan saya yakin program Pak Prabowo Subianto akan sukses di sini. Kami bisa melihat kerja keras dan keuletan warga,” tegasnya.

Dia juga berpesan pengelola SPPG mempersiapkan segala keperluan, seperti alat masak dan lainnya, agar prgram MBG bisa langsung berjalan setelah Lebaran.

Baca juga: Wujudkan Kabupaten Layak Anak, Pemkab Timor Tengah Selatan Awali Gerakan dari Desa

Tigor berharap, dukungan dari Pemkab TTS bisa menyukseskan program secara keseluruhan. 

“Lokasi Desa Koa menjadi model kami dalam pelayanan di desa dan tempat yang jauh serta terisolasi. Tadi sudah dijelaskan bahwa untuk sekolah yang jauh, mereka akan menghadirkan dapur satelit untuk mendukung mereka sehingga makanannya tiba tepat waktu,” jelasnya.

Saat meninjau pendidikan anak usia dini (PAUD) Monit Feu yang bersebelahan dengan SPPG, Tigor meminta dukungan seluruh warga untuk selalu bersinergi menyukseskan program Prabowo-Gibran tersebut. 

“Kepada masyarakat, saya titip pesan agar selalu bersyukur kepada Tuhan. Kepada kepada Pak Mario Vieira, Staf Ahli Utama BGN, kami berterima kasih karena sudah banyak mendukung,” ungkapnya.

Persiapan terus dilakukan

Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Janse Priskila Punuf mengaku, sejumlah persiapan pelaksanaan MBG sudah dilakukan, termasuk ruang-ruang untuk dapur MBG.

Baca juga: Villa Bukit Cendana: Solusi Rumah Murah di Timor Tengah Selatan

“Kami sangat bersyukur karena ternyata kamilah yang dipilih untuk mendapatkan bangunan mewah ini sebagai SPPG. Di lokasi Desa Koa, kami akan melayani 14 sekolah yang mencakup 1.200 orang, dengan anak sekolah, ibu hamil, dan balita,” tegasnya.

Janse menjelaskan, pihaknya juga sudah menyiapkan 17 tenaga kerja yang merupakan warga lokal terlatih untuk menyiapkan makanan.

Terkait bahan makanan, Janse mengaku tidak ada kendala. Sebab, Koa adalah penghasil beras di TTS, serta memiliki aneka sayuran dan banyak ternak sapi

"Hanya buah-buahan saja yang menjadi kendala sehingga akan didatangkan dari luar. Kami pakai telur ayam kampung karena di sini ada stoknya,” jelas Janse. 

SDM sudah dipersiapkan 

Mario Vieira menjelaskan, Desa Koa dipilih sebagai pilot project pelaksanaan program MBG daerah terluar karena topografinya yang sangat sulit.

Baca juga: 706 Rumah Warga Timor Tengah Selatan NTT Terendam Banjir

Diawali dengan kehadiran Yayasan Wadah Titian Harapan pada 2013, sumber daya manusia (SDM) warga sudah dipersiapkan untuk menyambut MBG.

"Apalagi, ibu-ibu rumah tangga di sana sudah pernah dikirim ke India untuk belajar tentang solar cell. Saat ini, 300 lebih dari kepala keluarga (KK) sudah menggunakan listrik energi baru terbarukan," ucap Mario.

Pada kunjungan ke Desa Koa, mitra program MBG Antonio Sarmento menyerahkan satu unit kompor yang menggunakan energi baru terbarukan (EBT) kepada Janse Punuf. Penyerahan turut disaksikan tim dari BGN, Sekda TTS, dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).

"Ke depan, kompor ini akan digunakan di lokasi-lokasi terpencil karena tidak menggunakan elpiji dan listrik," Antonio.

Baca juga: Banjir di Timor Tengah Selatan, 4 Rumah Terendam Lumpur

Selama proses perjalanan, tim pun harus melewati berbagai rintangan alam karena daerah yang terisolasi. Tidak adanya fasilitas jembatan pun membuat tim harus menyebrangi lima sungai dengan luas sekitar 40 meter.

Sungai-sungai tersebut disebut menutup akses warga ketika musim hujan sehingga mereka kesulitan berpergian ketika hujan deras.

Ketika tim turun ke lokasi, tiga kali belasan mobil rombongan harus berhenti karena diderek mobil pemandu.

Begitu pula ketika tiba di sebuah sungai besar dekat Desa Koa, warga membentuk formasi pagar betis sebagai penunjuk arah bagi kendaraan agar tidak terjebak palung sungai dan bebatuan besar. Sementara itu, tinggi air hampir mencapai satu meter.

Baca juga: Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Timor Tengah Selatan: Pilihan Ekonomis

Faktor alam itu tidak membatasi niat deputi dan rombongan untuk menuju lokasi. Setibanya di sana, Tigor yang didampingi sejumlah pejabat meninjau dari dekat SPPG permanen yang ke depan akan menjadi SPPG contoh untuk pelayanan program MBG wilayah terluar dan terisolasi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke