KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) terus berupaya memberdayakan perempuan, salah satunya melalui program Sekolah Perempuan (Sekoper).
Dilansir dari Pos-Kupang.com, Kamis (20/3/2025), program tersebut dijalankan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten TTS.
Kepala Dinas P3A Kabupaten TTS, Ardhy A Benu mengatakan, Sekoper merupakan program pemberdayaan perempuan berbasis komunitas dengan tujuan peningkatan kapasitas perempuan di bidang sosial, ekonomi, dan politik.
Ardhy menjelaskan, program tersebut dimulai sejak 2019 dengan melibatkan pemerintah daerah, pemerintah desa, lembaga swadaya masyarakat (LSM), hingga lembaga gereja.
“Sekoper telah berdampak positif. Meski begitu, untuk memastikan keberlanjutannya, diperlukan dukungan anggaran yang lebih kuat dari pemerintah daerah, peningkatan kolaborasi dengan mitra strategis, serta pengembangan secara digital untuk pembelajaran jarak jauh," jelasnya.
Sekoper memiliki target capaian berupa peningkatan kapasitas peserta, kemandirian ekonomi, partisipasi aktif dalam musyawarah desa, sertifikat fasilitator dan penguatan jaringan sosial.
Sekoper pun memberikan dampak dan manfaat bagi peningkatan kesadaran gender, pengurangan kekerasan berbasis gender, peningkatan kapasitas agar perempuan mandiri secara ekonomi, dan peningkatan partisipasi perempuan di ruang publik.
Sekoper dijalankan bersama mitra pemerintah untuk pemberdayaan perempuan. Program ini secara bertahap telah ada di 39 lokasi, dengan peserta yang berasal dari desa dan gereja.
Salah satu kegiatan Sekoper paling baru digelar Dinas P3A TTS dalam rangka mendukung upaya pemerintah daerah di Blessing Hotel, Soe, Kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (19/3/2025).
Asisten I Sekretaris Daerah (Setda) TTS Denny Nubatonis membuka kegiatan Peta Jalan Pelaksanaan Sekolah Perempuan di TTS.
Dia mengatakan, Sekoper bukan hanya tempat belajar, melainkan penguatan peran perempuan dalam membangun desa yang lebih maju dan sejahtera.
"Dedikasi dan komitmen yang ditunjukan para fasilitator, pemerintah desa, serta semua mitra yang terlibat menjadi fondasi penting dalam upaya kami mendorong pemberdayaan di tingkat desa," ujarnya.
Baca juga: Di Forum Konsultasi Publik, Pemkab TTS Ajak Semua Pihak Bahas Tindak Lanjut RKPD 2026
Denny menjelaskan, program Sekoper bertujuan memberdayakan perempuan agar lebih aktif berperan dalam pembangunan desa, termasuk dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran akan hak-hak perempuan.
Program itu juga berperan dalam meningkatkan kesadaran gender, memperkuat keterampilan kewirausahaan, hingga memperkuas pertisipasi perempuan cerdas iklim dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang terus dihadapi bersama.
"Kami berharap Sekoper dapat menjadi motor penggerak perubahan yang berkelanjutan dan inklusif di masyarakat desa," jelas Denny.
Denny juga berterima kasih kepada ICRAF Indonesia—lembaga penelitian agroforestri—yang menjadi mitra pemerintah dengan memfasilitasi kegiatan tersebut bersama Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT).
Dia juga berterima kasih kepada pendeta Sepri Adonis selaku Ketua Majelis Klasis Amanuban Tengah Utara.
Baca juga: Wujudkan Kabupaten Layak Anak, Pemkab Timor Tengah Selatan Awali Gerakan dari Desa
Selain itu, lanjut Denny, pemerintah berterima kasih kepada para camat dan lurah serta kepala sekolah lokasi khusus (lokus) Sekoper.
Pemerintah berharap kerja sama itu dapat terus berlangsung dan diperkuat. Hal ini bertujuan menciptakan perubahan dalam masyarakat terkhusus bagi perempuan yang sering kali menjadi pilar utama dalam keluarga.
Untuk diketahui, program Sekoper tidak hanya diikuti perempuan, tetapi juga laki-laki yang istrinya adalah peserta.