KOMPAS.com - Kabupaten Kotabaru di Kalimantan Selatan (Kalsel) tidak hanya menampilkan keindahan laut, tetapi juga menawarkan pesona alam perbukitan yang terdapat di Bukit Mamake dan Bapake.
Kedua bukit tersebut merupakan bagian dari Kawasan Hutan Lindung dan dikelola oleh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Jasling Mutiara Sarang Tiung. Lokasinya terletak sekitar 15 kilometer (km) dari pusat kota Kotabaru dan dapat dicapai dalam waktu kurang lebih 30 menit.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Kotabaru Risa Ahyani menjelaskan bahwa Bukit Mamake dan Bapake terletak di dekat Gunung Sebatung, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru.
"Dari puncak bukit, para wisatawan dapat menikmati keindahan hamparan laut yang luas, deretan pegunungan yang menjulang tinggi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya," ucap Risa melalui keterangan persnya pada Rabu (27/12/2023).
Baca juga: 7 Tempat Wisata Baru di Bogor buat Libur Tahun Baru 2024
Bukit Mamake dan Bapake terkenal sebagai destinasi wisata untuk olahraga paralayang dan gantole. Bagi para wisatawan yang tertarik untuk mencoba olahraga udara ini akan dipandu oleh pilot profesional dan bersertifikasi.
Risa mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para wisatawan.
Salah satunya, bekerja sama dengan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) untuk melaksanakan pelatihan dan sertifikasi bagi pilot paralayang dan gantole.
“Pemkab Kotabaru juga telah memasang rambu-rambu dan papan peringatan di lokasi wisata, dengan tujuan memberikan informasi kepada wisatawan mengenai keamanan dan keselamatan dalam aktivitas paralayang dan gantole,” imbuhnya.
Baca juga: Parasut Tak Mengembang, Atlet Paralayang Sulteng Terjun Bebas dari Ketinggian 40 Meter
Selain itu, Risa menyampaikan bahwa Pemkab Kotabaru terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan wisatawan mengenai pentingnya keamanan dan keselamatan dalam aktivitas paralayang dan gantole.
Sosialisasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya mematuhi aturan dan prosedur keamanan dalam aktivitas tersebut.
Lebih rinci, Risa mengungkapkan bahwa Bukit Mamake dan Bapake telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, mulai dari jalan akses beraspal yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor, area parkir yang luas, area camping, area take-off untuk gantole dan paralayang, toilet, mushola, dan gazebo.
“Selain itu, Bukit Mamake memiliki ikon berupa jembatan kaca yang menambah daya tarik. Jembatan ini tidak hanya memberikan pengalaman yang indah tetapi juga menantang bagi para pengunjung,” ucapnya.
Baca juga: Pantai Jadi Tempat Favorit Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Selama Libur Natal 2023
Risa menjelaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kenyamanan dan pengalaman pengunjung dengan menambahkan fasilitas-fasilitas baru di Bukit Mamake dan Bapake, seperti area kuliner, gazebo, taman bunga, dan pembangunan infrastruktur lainnya.
Infrastruktur tambahan yang sedang dikembangkan mencakup panggung acara untuk menyelenggarakan event besar, pembangunan jaringan internet nirkabel (Wi-Fi) di seluruh kawasan wisata, dan peningkatan penerangan jalan guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan wisatawan pada malam hari.
Untuk dapat menikmati fasilitas tersebut, wisatawan hanya perlu membayar tiket masuk dengan harga yang sangat terjangkau, yakni Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak.
Meskipun demikian, penting bagi para pengunjung untuk tetap mematuhi aturan ketertiban dan kebersihan di kawasan wisata. Hal ini termasuk membuang sampah pada tempatnya dan tidak diperkenankan membuat api unggun bagi pengunjung yang sedang berkemah, karena hal tersebut dapat berpotensi menimbulkan kebakaran hutan.
Baca juga: Kebakaran Hutan di Tanimbar Meluas, Polisi Bantu Warga Padamkan Api
Selain menjadi destinasi olahraga udara, Bukit Mamake dan Bapake juga aktif sebagai lokasi pelaksanaan berbagai program atau kegiatan, salah satunya adalah program Hijaukan Bumi Sai’jaan.
Program yang diinisiasi oleh Pemkab Kotabaru tersebut bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar Bukit Mamake dan Bapake.
"Pemkab Kotabaru turut serta dalam penanaman pohon di sekitar bukit dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan berbagai pihak. Penanaman pohon ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan mencegah terjadinya erosi," ujar Risa.
Selain itu, sebut dia, Pemkab Kotabaru juga aktif dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian alam serta melakukan pengawasan terhadap aktivitas yang berpotensi merusak lingkungan, seperti pembakaran hutan dan perkebunan, perburuan liar, dan penebangan liar.
Baca juga: Perkebunan Teh Sirah Kencong di Blitar: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute
Lebih lanjut, Risa mengungkapkan bahwa ada beberapa program dan kegiatan khusus yang melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan dan promosi destinasi wisata Bukit Mamake dan Bapake.
“Pemkab Kotabaru telah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bukit Mamake dan Bapake, yang beranggotakan masyarakat lokal. Pokdarwis ini memiliki tugas untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban kawasan wisata,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Risa, Pokdarwis Bukit Mamake dan Bapake juga berperan aktif dalam mempromosikan objek wisata kepada wisatawan, baik melalui media sosial (medsos) maupun dengan cara berinteraksi langsung dengan wisatawan.
Tak hanya itu, Pemkab Kotabaru juga melakukan pembinaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan menggandeng PT Arutmin NPLCT untuk mengembangkan produk para pelaku usaha di sekitar area Bukit Mamake dan Bapake.
Baca juga: Berhasil Kelola Lingkungan, Bukit Asam Raih 2 Proper Emas 2023
Untuk mengundang banyak minat wisatawan, Bukit Mamake dan Bapake juga menggelar serangkaian agenda menarik, seperti Kejuaraan Nasional Gantolle & Bupati Cup Paralayang Kotabaru 2023 dan Pagelaran Musik Festival se-Kalimantan.
"Dari segi ekonomi, kegiatan-kegiatan ini berhasil meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Bukit Mamake dan Bapake. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal dari berbagai sektor pariwisata, termasuk jasa penyewaan lahan parkir, kios, penjualan cenderamata, dan transportasi," ucap Risa.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut memberikan peluang bagi masyarakat lokal untuk terlibat aktif dalam penyelenggaraan acara dan promosi Bukit Mamake dan Bapake.
Melalui partisipasi tersebut, masyarakat dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tentang pariwisata, sekaligus memberikan peluang bagi mereka untuk memperoleh penghasilan tambahan.
Baca juga: Wajib Pajak yang Punya NPWP tapi Penghasilan di Bawah UMR, Apakah Tetap Dikenakan Pajak?
"Dari segi sosial, partisipasi dalam kegiatan ini meningkatkan kesadaran masyarakat lokal akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar Bukit Mamake dan Bapake. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan alam dan lingkungan, sehingga keindahan dan keasrian bukit ini dapat terus terjaga," ujarnya.
Risa mengungkapkan bahwa Pemkab Kotabaru berencana untuk menggelar berbagai event lainnya yang bertujuan untuk menarik perhatian para wisatawan ke Bukit Mamake dan Bapake.
Salah satu event yang direncanakan adalah Festival Budaya Saijaan, yang diselenggarakan sebagai bagian dari perayaan hari jadi Kabupaten Kotabaru. Festival ini akan menampilkan berbagai kesenian dan budaya tradisional dari berbagai daerah di Kalsel.
Baca juga: 4 Seni Pertunjukan Tradisional Jepang
Selain Festival Budaya Saijaan, akan diadakan juga Festival Layang-layang Internasional yang akan diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.
“Festival ini tidak hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga menjadi sarana untuk mempromosikan Bukit Mamake dan Bapake sebagai destinasi wisata paralayang dan gantole internasional,” imbuh Risa.