Manjakan Netra dengan Wisata Alam di Kotabaru, dari Teluk Tamiang hingga Goa Lowo

Kompas.com - 28/12/2023, 08:00 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Pantai Teluk Tamiang.DOK. Humas Pemkab Kotabaru Pantai Teluk Tamiang.

KOMPAS.com - Kabupaten Kotabaru di Kalimantan Selatan (Kalsel) memiliki garis pantai cukup panjang karena sebagian besar berada di wilayah pesisir. Karena itu, lokasi ini menyimpan banyak destinasi wisata bahari, salah satunya Teluk Tamiang.

Pantai Teluk Tamiang berada di Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar atau berjarak sekitar 70 kilometer (km) dari pusat kota Kotabaru. Pantai ini memiliki daya tarik berupa hamparan pasir pantai yang putih dengan beningnya air laut.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Kotabaru Risa Ahyani mengatakan bahwa Teluk Tamiang tidak hanya menawarkan pantai yang indah, tetapi juga berbagai aktivitas menarik untuk wisatawan.

“Selain pantainya yang indah, Teluk Tamiang juga menawarkan sunset, snorkeling dan wisata mancing,” tutur Risa melalui keterangan persnya, Rabu (27/12/2023).

Baca juga: Cafe Resto Dekat Dramaga Bogor, Bisa Makan Sambil Mancing

Selain itu, ada pula Festival Teluk Tamiang yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kotabaru Bidang Event dan Ekonomi Kreatif (Ekraf).

Event kalender tahunan pariwisata Kotabaru tersebut menyajikan berbagai acara unik, mulai dari Parade Ikan Bakar Sepanjang Pantai, upacara adat Mappanretasi, hingga Pasar Murah.

Tak hanya itu, wisatawan juga dimanjakan oleh berbagai penampilan menghibur dari para artis lokal.

Risa mengungkapkan bahwa Festival Teluk Tamiang tidak hanya mengundang minat wisatawan dari luar Teluk Tamiang, tetapi juga menambah pundi-pundi ekonomi bagi masyarakat sekitar yang sekaligus mampu mendongkrak skala usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kotabaru.

Baca juga: Ganjar Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Tercapai, Ditopang UMKM

Untuk bisa mencapai ke Teluk Tamiang, wisatawan bisa menempuh jalur darat dengan jarak tempuh dua hingga tiga jam. Tak perlu khawatir, jalanan menuju objek wisata ini sangat ramah untuk wisatawan.

“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan perbaikan ruas jalan menuju Teluk Tamiang pada 2023,” ucap Risa.

Sesampainya di Teluk Tamiang, wisatawan bisa melakukan berbagai kegiatan dengan nyaman karena keamanan kawasan wisata ini selalu dipantau oleh pemerintah daerah (pemda) setempat.

Wisatawan juga bisa memaksimalkan berbagai fasilitas di Teluk Tamiang, seperti toilet, area parkir, musala, tempat sampah, hingga penginapan.

“Kami (nantinya juga) akan membangunan cottage,” imbuh Risa.

Baca juga: Fakta Frogmore Cottage, Bekas Rumah Pangeran Harry dan Meghan Markle

Goa Lowo

Goa Lowo.DOK. Humas Pemkab Kotabaru Goa Lowo.

Selain Teluk Tamiang, wisatawan juga bisa berkunjung ke Goa Lowo atau istilah lain disebut Goa Kelelawar.

Meski baru diresmikan pada awal Agustus 2020, objek wisata di Desa Tegalrejo, Kecamatan Kelumpang Hilir tersebut menjadi destinasi favorit masyarakat lokal.

“Daya tarik Goa Lowo selain stalaktit dan stalagmit adalah outbound untuk anak-anak dan dewasa, kolam renang, spot foto, kebun buah, lapangan voli, gazebo, hingga kuliner khas masyarakat Tegalrejo,” ujar Plt Kadispora Kabupaten Kotabaru Risa Ahyani.

Objek wisata tersebut, lanjut dia, sangat ramah untuk wisata keluarga karena memiliki area luas dan kebersihan sekitar lokasi pun selalu dijaga.

Baca juga: Goa Lowo, Potensi yang Terabaikan

Begitu pula akses menuju Goa Lowo akan semakin membuat wisatawan nyaman karena sudah dibangun infrastruktur berupa pengaspalan jalan.

“Perbaikan atau pengembangan infrastruktur di sekitar Goa Lowo masih sangat banyak yang perlu dikembangkan, yaitu jogging track, kolam pemancingan, menara pandang, dan lain-lain,” imbuh Risa.

Selain fasilitas, ia mengatakan bahwa pihaknya juga mengutamakan keamanan dan keselamatan wisatawan.

Hal tersebut dilakukan dengan memasang rambu-rambu peringatan di setiap sudut-sudut yang dianggap rawan atau ekstrem.

“Pengelola selalu mendampingi saat pengunjung menjelajah ke tempat-tempat yang ekstrem, memberi imbauan lewat lisan atau pengeras suara untuk menjaga keamanan, mengecek atau membersihkan semua tempat wisata,” jelas Risa.

Baca juga: 60 Persen Wisatawan Cari Kuliner di Tempat Wisata Saat Libur Nataru

Selain itu, lanjut dia, pengelola wisata mewajibkan pengunjung memakai alat pelindung diri saat menaiki wahana, selalu tersedia transportasi di sekitar lokasi wisata, dan pengelola juga bekerja sama dengan pihak asuransi.

Tak hanya keamanan pengunjung, pengelola juga melakukan konservasi atau pelestarian alam di sekitar Goa Lowo untuk menjaga keberlanjutan ekosistem.

“Di dalam Goa Lowo, ada satu goa yang tidak boleh dimasuki pengunjung umum. Hanya mahasiswa atau peneliti yang boleh memasukinya karena sebagai tempat tinggal kelelawar sebagai ciri khas Goa Lowo (kelelawar),” jelas Risa.

Selain itu, lanjut dia, pengelola juga bekerja sama dengan berbagai pihak dan akademisi yang berkompeten untuk meminta masukan guna menjaga kelestarian alam sekitar Goa Lowo.

Di samping itu, Risa mengaku bahwa mobilitas pengunjung di Goa Lowo turut memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat.

Baca juga: Pelaku Kegiatan Ekonomi Masyarakat Terbagi dalam Rumah Tangga Apa?

“Banyak pengunjung membelanjakan uangnya ke masyarakat melalui para pedagang, warung di sekitar Goa Lowo. (Terlebih) adanya Festival Goa Lowo sangat berdampak langsung untuk peningkatan wisatawan dan masyarakat terutama dari luar kecamatan bahkan kabupaten,” ucapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke