KOMPAS.com - Kota Tangerang terus memperkuat identitasnya sebagai pusat multikulturalisme dengan berbagai tradisi dan budaya yang hidup berdampingan. Kota ini juga terus menjaga warisan budaya sebagai simbol keberagaman yang tetap lestari hingga kini.
Beberapa warisan budaya yang terus dilestarikan, yakni adalah semarak Cap Go Meh, kemeriahan Festival Cisadane, hingga Arak-arakan Gotong Toapekong 12 tahun. Berbagai kegiatan itu digelar dalam festival budaya tahunan yang memikat.
Semua itu mencerminkan harmoni antara budaya China, Betawi, dan etnis Nusantara lainnya, yang telah lama hidup berdampingan di Kota Tangerang.
Kini, warisan itu terus hidup dalam bentuk festival yang mempererat toleransi dan kebanggaan warga lokal.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang Boyke Urip Hermawan mengatakan, festival bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan pelestarian budaya.
“Kami ingin anak muda mengenal akar budayanya sambil tetap bangga menjadi bagian dari Indonesia yang beragam,” ujarnya melansir tangerangkota.go.id, Kamis (24/4/2025).
Baca juga: Pulihkan Estetika dan Keamanan Kota, Berikut Sederet Penanganan Pemkot Tangerang pada Kabel Udara
Boyke pun mengajak seluruh wisatawan dari berbagai daerah datang dan menyaksikan secara langsung keindahan dan keberagaman Kota Tangerang.
“Kunjungi Kota Tangerang di momen-momen festival dan rasakan langsung energi budaya yang hidup harmoni. Pantau jadwal lengkap acara di laman resmi, @kotatangerang @tangerangtv atau laman tangerangkota.go.id,” ucapnya.
Berikut tiga agenda acara multikultural yang rutin digelar di Kota Tangerang dan selalu disambut antusias oleh masyarakat.
Saat perayaan Tahun Baru Imlek, kawasan Pasar Lama Kota Tangerang dipenuhi lampion, atraksi barongsai, hingga penjual kue keranjang.
Baca juga: Fasilitas Pendidikan hingga Kesehatan Lengkap, Kota Tangerang Jadi Primadona Hunian Keluarga
Begitu pula saat perayaan Cap Go Meh. acara ini bukan hanya seremoni warga China, tetapi juga jadi ajang silaturahmi lintas budaya.
Warga dari berbagai etnis datang bersama-sama untuk menonton barongsai, parade budaya, dan menikmati kuliner khas Cap Go Meh. hal ini membuktikan bahwa Kota Tangerang menjadi rumah bagi semua.
Tak kalah spektakuler, Festival Cisadane yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang hadir setiap tahun di bantaran Sungai Cisadane, sebagai wujud kolaborasi budaya dari seluruh Nusantara.
Festival itu menampilkan lomba perahu naga, parade budaya Betawi, China, Jawa, Sunda, dan lainnya.
Selain itu, tersedia pula panggung seni musik daerah dan tari kolosal, kuliner rakyat dari berbagai wilayah dan bazar usaha mikro kecil menengah (UMKM), fesyen, dan pameran kreatif.
Baca juga: Lidah Auto Bergoyang, Ini 5 Seblak Paling Enak di Kota Tangerang
Festival itu selalu berhasil menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya, baik dari dalam maupun luar Kota Tangerang.
Salah satu tradisi langka yang masih dijaga hingga kini adalah Arak-arakan Gotong Toapekong, yaitu prosesi mengangkat patung Toapekong atau dewa dewi dari Klenteng Boen Tek Bio sebagai bentuk penghormatan spiritual.
Ritual arak-arakan itu dilakukan setiap 12 tahun sekali dan sudah berlangsung lebih dari satu abad.
Diselenggarakan di Klenteng Boen Tek Bio, ritual tersebut menyatukan elemen spiritualitas dan seni pertunjukan. Arak-arakan penuh warna melintasi jalan kota yang dipadati ribuan warga.
Baca juga: Kota Tangerang Ramah Wisatawan: Transportasi Mudah, Informasi Digital Lengkap