KOMPAS.com - Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran meyakini bahwa program Shrimp Estate atau Tambak Udang Vaname di wilayahnya dapat memberikan banyak manfaat.
Manfaat tersebut, mulai dari meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), menyerap tenaga kerja lokal, menjadi model budi daya udang vaname berkelanjutan baik di Kalteng maupun nasional, dan menjadi komoditas ekspor andalan.
"Saya optimistis Shrimp Estate dapat menjadi jembatan sinergitas lintas sektor dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan di Kalteng. Sehingga dapat berkontribusi dalam mewujudkan target nasional 2 juta ton udang pada 2024," ucap Sabran di Palangka Raya, seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (28/11/2023).
Untuk diketahui, Shrimp Estate merupakan terobosan inovatif yang digagas oleh Sabran dan dibangun di area seluas 40,17 hektar (ha) di Desa Sungai Raja, Kecamatan Jelai, Kabupaten Sukamara.
Baca juga: Pj Gubernur Fatoni Minta Bupati dan Walkot di Sumsel Tuntaskan 5 Program Prioritas
Sebagai salah satu program prioritas Provinsi Kalteng, Shrimp Estate menjadi sumber kekuatan ekonomi baru bagi wilayah pesisir pantai di provinsi ini.
Tambak tersebut dibangun dengan klaster-klaster modern berkonsep zero waste dan berkelanjutan sehingga memberikan dampak sosial ekonomi masyarakat bagi peningkatan pendapatan daerah dan menjadi trigger bagi daerah di kabupaten pesisir lainnya.
Menurut Sabran, potensi kekayaan sumber daya alam (SDA) Kalteng cukup berlimpah, tetapi masih belum berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu, kata dia, perlu inovasi dan terobosan yang menyentuh masyarakat, salah satunya lewat pembangunan tambak udang vaname. Menurut Sabran, inovasi ini sangatlah tepat untuk menjadi daya ungkit perekonomian di daerah pesisir.
Baca juga: Rektor ITL Trisakti Minta Akademisi dan Industri Rumuskan Inovasi Bidang Logistik
“Total luas area yang dibangun seluas 40,17 ha, dan pembangunan infrastrukturnya sudah mencapai 94 persen terdiri dari empat klaster tambak udang yang memiliki jumlah kolam sebanyak 72 buah. (Diharapkan) pada Desember 2023, kita sudah bisa melakukan penebaran benur atau benih udang,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, gubernur Kalteng dua periode itu menyebut bahwa pembangunan klaster tambak udang di Desa Sungai Raja merupakan satu-satunya di Indonesia yang dibangun menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).
Menurut Sabran, kesuksesan pembangunan tambak udang memerlukan dukungan dan keseriusan dari seluruh pemangku kepentingan.
Baca juga: Pemangku Kepentingan Harus Melek Data untuk Turunkan Stunting
Pemangku kepentingan tersebut, baik dari pemerintah pusat, pemprov, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukamara, perusahaan tambak mitra, perbankan, perguruan tinggi, dan pelaku usaha perikanan lokal.
“Keterlibatan dari stakeholder dan berbagai pihak dibutuhkan dalam menyukseskan program prioritas ini. Inovasi tidak akan memiliki nilai apabila semangat kebersamaan dalam mencapai tujuan tidak terbangun dengan baik,” ucap Sabran.
Untuk itu, lanjutnya, sinergitas dan kolaborasi baik pemangku kepentingan dan semua elemen masyarakat menjadi penentu dalam keberhasilan program tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalteng Darliansjah berharap, keterlibatan semua pihak menjadi tonggak keberhasilan dalam manajemen pengelolaan.
Baca juga: Sehari Jadi Guru di SDK Sorowajan, Ortu Beri Materi Pengelolaan Sampah
“Sehingga akan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pembudidaya, khususnya di wilayah pesisir Kalteng,” ujarnya.
Sebagai pengelola program Shrimp Estate, Unit Pelayanan Teknis (UPT) Perikanan Budi Daya Air Payau dan Laut (PBAPL) Kumai menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) melibatkan kelompok pembudidaya ikan (pokdakan), badan usaha milik desa (BUMDes), kelompok pemuda, dan kelompok masyarakat perikanan lainnya.
“Pembangunan tambak udang Kalteng yang berada di Kabupaten Sukamara ini dikawal para tenaga profesional akuakultur dan tenaga profesional laboratorium dari Demfarm PT Central Proteina (CP) Prima Sidoarjo, serta melibatkan tenaga kerja lokal yang telah dilatih,” jelas Darliansjah.