KOMPAS.com – Bupati Batang, M Faiz Kurniawan menegaskan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur dan penguatan akses transportasi.
Hal tersebut dikatakan Bupati Faiz dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) se-Eks Karesidenan Pekalongan di Pendapa Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (24/4/2025).
Menurutnya, kebutuhan tersebut semakin mendesak seiring pertumbuhan Kawasan Industri Terpadu Batang yang kian pesat.
“Perkembangan industri yang begitu cepat di Batang menuntut tersedianya transportasi publik yang nyaman. Kami mengusulkan agar Trans Jateng dapat melintasi Kabupaten Batang sebagai bagian dari solusi transportasi regional,” ujar Faiz melalui siaran pers, Kamis.
Ia menyatakan, kenyamanan transportasi perlu didukung infrastruktur jalan yang kuat dan tahan lama. Salah satu perhatian utama adalah kondisi jalur Pantura yang kerap mengalami kerusakan.
Baca juga: Resah akan Kerusakan Lingkungan dan Banjir, Gerakan Kawula Muda Protes lewat Aksi Sukatani
“Melalui Musrenbangwil ini, kami berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dapat membantu perbaikan akses jalur Pantura. Solusinya, dengan dilakukan pengecoran atau betonisasi agar jalan memiliki fondasi yang lebih kuat dan tahan lama,” ucap Faiz.
Selain menyoroti isu transportasi, ia juga merespons tema Musrenbangwil 2025, yakni "Meneguhkan Posisi Jawa Tengah sebagai Lumbung Pangan Nasional".
Faiz menyampaikan, Kabupaten Batang memiliki produksi beras yang surplus.
“ Produksi beras kami mencapai 102.000 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi hanya 85.000 ton. Artinya, kami surplus sekitar 20.000 ton dan siap mendukung Jateng sebagai daerah lumbung pangan,” ujarnya.
Baca juga: Usai Diskusi dengan Sejumlah Gubernur, Prabowo Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
Menanggapi pernyataan Bupati Batang mengenai surplus produksi beras dan kesiapan menjadi bagian dari lumbung pangan nasional, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menyampaikan optimisme yang sama.
Menurutnya, dari total 731.000 hektar (ha) lahan pertanian di Jateng, diproyeksikan menghasilkan 4,9 juta ton beras, jumlah yang mampu mencukupi kebutuhan pangan secara nasional.
“Rencananya pada April 2025 ini kami akan mulai panen raya di lahan seluas 156.000 ha. Secara bertahap, hasil panen ini akan memperkuat ketahanan pangan nasional,” terang Luthfi.
Namun, ia juga mengakui bahwa minat generasi muda, terutama gen z terhadap profesi petani masih sangat rendah.
Baca juga: TikTokification: Fenomena Short Attention Span Gen Z
Untuk itu, Pemprov Jateng tengah mendorong lahirnya petani milenial yang berpikiran maju, adaptif, dan modern.
“Contohnya, petani milenial kini sudah mampu menghasilkan produk pertanian organik tanpa pestisida,” tegas Luthfi.
Sebagai bagian dari strategi inklusif, Pemprov Jateng juga menggulirkan program Kecamatan Berdaya.
Program tersebut dirancang untuk membuka peluang bagi generasi muda, perempuan, hingga penyandang disabilitas agar dapat mengembangkan kompetensinya secara mandiri.