KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Tengah (HST) melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSPTK) menggelar Sosialisasi Informasi Pasar Kerja di Luar Negeri dan Pencegahan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Nonprosedural di Kabupaten HST.
Acara yang dibuka secara langsung oleh Wakil Bupati HST Mansyah Sabri itu dilaksanakan di Aula Gedung Sarana Olah Raga, Desa Banua Budi, Kecamatan Barabai, Jumat (29/11/2024).
Mansyah mengatakan bahwa acara tersebut merupakan salah satu upaya DPMPTSPTK Kabupaten HST untuk mencegah perekrutan PMI secara nonprosedural.
“Melalui cara ini dapat memberikan informasi tentang adanya lowongan kerja di luar negeri, khususnya bagi para tenaga Kesehatan,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat.
Baca juga: Tingkatkan Pelayanan Publik, Pemkab HST Raih Opini Kualitas Tertinggi dari Ombudsman
Selain itu, Mansyah juga berharap acara tersebut dapat memberikan gambaran terkait peluang PMI untuk bekerja di pengembangan teknologi medis, mengingat banyak negara maju yang membuka peluang kerja bagi tenaga kesehatan dari Indonesia.
“Semoga para peserta bisa mendapatkan pemahaman yang medalam mengenai prosedur, persyaratan, serta keuntungan dan tantangan yang akan dihadapi oleh tenaga Kesehatan yang berencana bekerja di luar negeri,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DPMPTSPTK Kabupaten HST Edina Fitria Rahman menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi tersebut diikuti sebanyak 200 tenaga kesehatan non-aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas) se-Kabupaten HST.
“Kami saat ini memfokuskan untuk tenaga Kesehatan khususnya yang masih berstatus tenaga kontrak atau non-ASN, mengingat lowongan kerja masih terbatas di dalam negeri sementara di luar negeri untuk tenaga Kesehatan peluangnya terbuka lebar,”jelasnya
Baca juga: CSIRT, Langkah Strategis Pemkab HST dalam Transformasi Digital
Pemkab HST, lanjut dia, saat ini gencar mendorong peningkatan sumber daya manusia (SDM), khususnya bagi masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri.
“Kemudian, pada 2025, setelah mengikuti seleksi calon pekerja, akan ada pelatihan bahasa asing yang diutamakan Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Dengan kuota terbatas tentunya ada seleksi lebih lanjut,” ujarnya.
Perlu diketahui, sosialisasi tersebut menghadirkan narasumber dari Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Fachrizal.