KOMPAS.com - Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) H Aulia Oktafiandi didampingi Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Kelaurga (PKK) Cheri Bayuni Budjang Aulia Oktafiand membuka gelaran tradisi Batumbang Apam di Masjid Al-Munawarrah, Desa Pajukungan, HST, Kalimantan Selatan, Selasa (25/4/2023).
Aulia berharap kegiatan ini dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan generasi penerus bangsa.
Ia juga mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap pelaksanaan tradisi ini dapat melestarikan tradisi Islami. Pasalnya, Batumbang Apam merupakan budaya daerah HST untuk memperkenalkan masjid sejak dini kepada anak anak.
"Semoga anak anak kita menjadi anak anak yang saleh dan salehah, selalu tumbuh dan berkembang dalam tuntunan nilai nilai islam sehingga terwujud generasi yang cerdas dan berkualitas," kata Bupati Aulia dalam siaran pers yang diterima, Rabu (26/4/2023).
Untuk diketahui, tradisi Batumbang Apam digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HST melalui Dinas Pendidikan Kabupaten HST bekerjasama dengan aparatur Pemerintah Desa Pajukungan Kecamatan Barabai.
Tradisi itu digelar sebagai wujud nyata komitmen Pemkab HST dalam mendukung penyelenggaraan kegiatan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)
Baca juga: Bupati HST Tinjau Langsung Dampak Banjir di Kecamatan Hantakan dan Pandawan
Tradisi Batumbang Apam merupakan tradisi yang bermakna sebagai wujud rasa syukur masyarakat kepada Allah atas segala karunia yang selama ini diperoleh.
Tradisi ini sudah dilaksanakan sejak lama dan dilaksanakan di masjid-masjid di HST yang rutin digelar pada Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Hingga saat ini, Tradisi Batumbang Apam masih dilestarikan. Salah satu yang masih melesatarikan adalah di Masjid Al Munawwarah Desa Pajukungan Kecamatan Barabai.
Pada kegiatan tradisi tersebut, orangtua membawa anaknya yang berusia 1-5 tahun ke dalam masjid. Kemudian sang anak dibacakan doa dengan meletakkan kue apam di atas kepala.
Cara penyajian kue apam ada yang diletakkan di atas nampan, ada pula yang ditusukan pada pelepah kelapa atau bilah lidi. Ukurannya juga disesuaikan, yakni tinggi pelepah kelapa itu diukur setinggi anak-anak yang bakal mengikuti prosesi Batumbang Apam.
Lantaran membawa kue apam pada saat prosesi acara, tradisi ini kemudian biasa disebut dengan nama Batumbang Apam.
Selanjutnya anak diserahkan kepada kaum masjid, yang dalam prosesinya kaum masjid menggendong sang anak lalu dibawa ke mimbar khatib dan menginjakkan kaki anak di atas mimbar sampai ke atas (ditumbang) dengan diiringi doa dan Sholawat Nabi.
Baca juga: Tingkatkan Iman dan Takwa Jajaran Pemkab HST, Bupati Aulia Laksanakan Qiyamul Lail
Setelah itu, harapan dihaturkan agar semoga sang anak memiliki akhlak terpuji dan menjadi orang sukses di kemudian hari, yang filosofisnya karena mimbar itu biasanya dinaiki oleh ulama dan orang-orang sholeh harapannya bisa menjadi berkah bagi sang anak.
Doa dan Sholawat Nabi juga dimaknai dengan harapan agar sang anak senantiasa mendapat Rahmat Allah SWT dan Syafaat Nabi Muhammad SAW.
Bupati Aulia membawa putranya Andri Sulaiman yang berusia 15 bulan untuk mengikuti tradisi Batumbang Apam di Masjid Al-Munawarrah.
Disaksikan Cheri Bayuni Budjang Aulia Oktafiandi, Bupati Aulia menuntun anaknya menjajakan kakinya naik ke atas mimbar tempat Khatib berhutbah dari tangga terbawah sampai atas.
Proses ini dilakukan dengan dibarengi pembacaan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammmad SAW dipimpin kaum masjid (penjaga mesjid) dan di akhiri Do'a bersama.
Turut hadir dalam acara tersebut Kapolres HST, Sekda HST, Kepala Dinas Pendidikan beserta jajaran, Plt Kepala Dinas kepemudaan Olahraga dan Pariwisata, Plt Kepala Dinas Perdagangan, Plt Camat Barabai beserta Unsur Forkopimcam Barabai, para tokoh Agama dan Masyarakat Desa Pajukungan.