KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat, Riau berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu motor ekonomi nasional pada triwulan II-2025.
Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi menyatakan, dengan kontribusi sebesar 4,98 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, Riau menempati peringkat ke-6 secara nasional
"(Riau juga) menjadi provinsi dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar kedua di luar Pulau Jawa, hanya kalah dari Sumatera Utara yang menyumbang 5,22 persen," kata Asep Riyadi seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (15/8/2025).
Kontribusi terbesar PDB nasional masih didominasi DKI Jakarta sebesar 16,61 persen, diikuti Jawa Timur 14,44 persen, Jawa Barat 12,84 persen, dan Jawa Tengah 8,22 persen. Sementara provinsi lainnya secara kumulatif menyumbang 37,69 persen.
Baca juga: Wamen PANRB Dorong Pemprov Riau Dukung Program Prioritas Presiden Prabowo
Ia menyebut nilai PDRB Riau atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2025 mencapai Rp 293,05 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2010 sebesar Rp 147,55 triliun.
“Ekonomi Riau tumbuh 4,59 persen year-on-year. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha jasa lainnya yang naik 9,37 persen. Dari sisi pengeluaran, ekspor luar negeri menjadi motor utama dengan pertumbuhan 12,77 persen,” ujar Asep.
Jika dibandingkan triwulan sebelumnya (quarter-to-quarter), ekonomi Riau naik 1,52 persen. Capaian ini ditopang oleh pertumbuhan tinggi sektor transportasi dan pergudangan sebesar 24,32 persen, yang seiring dengan peningkatan aktivitas logistik untuk mendukung ekspor dan distribusi regional.
Secara kumulatif semester I-2025, ekonomi Riau tumbuh 4,62 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga: UMKM Riau Ekspor 1 Kontainer Produk Rotan ke Malaysia, Hasilkan Devisa Rp 33,7 Juta
Dari capaian itu, pertumbuhan tertinggi di sisi produksi dicapai sektor jasa pendidikan (9,54 persen). Sementara dari sisi pengeluaran ekspor luar negeri mencatat pertumbuhan 13,87 persen.
Menariknya, ketika sektor minyak dan gas (migas) dikeluarkan, pertumbuhan ekonomi Riau justru lebih tinggi, yakni 5,06 persen.
“Ini menandakan struktur ekonomi Riau semakin kuat di sektor nonmigas, yang menjadi modal penting untuk pertumbuhan jangka panjang,” tambah Asep.
"Dengan capaian tersebut, Riau tidak hanya menjadi pusat pertumbuhan di Sumatera, tetapi juga pilar penting dalam menopang perekonomian Indonesia di luar Pulau Jawa," tegasnya.