MAKASSAR, KOMPAS.com - Banjir yang melanda Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), setiap tahunnya terus menjadi masalah serius bagi masyarakat.
Hingga saat ini, pemerintah belum menemukan solusi signifikan untuk mengatasi bencana tersebut.
Menanggapi kritik yang terus berdatangan terkait masalah banjir, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto, mengumumkan akan memberikan hadiah bagi siapa saja yang dapat memberikan solusi untuk mengatasi banjir.
Baca juga: Update Banjir di Kota Makassar, Kendala Bantuan, dan Warga yang Memilih Bertahan di Rumahnya...
"Makanya kalau ada orang yang bisa membebaskan banjir, lapor ke saya, saya kasih hadiah kalau ada yang bisa membebaskan banjir seperti ini," ujar Danny saat meninjau lokasi banjir di kawasan Blok 8 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Minggu (22/12/2024).
Danny menjelaskan, kawasan Blok 8 dan Blok 10 Perumnas Antang merupakan daerah langganan banjir karena posisinya yang rendah.
"Selalu banjir tiap tahun karena daerah sini (Manggala) cekungan, sehingga kalau hujan seperti kemarin pasti banjir," tuturnya.
Baca juga: Saat Warga di Antang, Makassar Bergelut dengan Banjir, Air Setinggi 2 Meter dan Belum Ada Bantuan
Menurut Danny, banjir bukan hanya terjadi di Makassar, tetapi juga beberapa kota besar di dunia akibat curah hujan yang tinggi.
"Karena setahu saya, dunia sekarang seluruhnya banjir. Singapura bulan lalu banjir, tenggelam. Malaysia juga, Amerika, Jepang banjir. Jadi kalau ada orang yang bilang bisa menangani atau memberhentikan banjir, bantu kami. Kami butuh orang seperti itu karena kami butuh pikiran, ilmu," tambahnya.
Saat ini, pemerintah fokus pada evakuasi dan pengamanan bagi para pengungsi, terutama anak-anak yang rentan mengalami kecelakaan saat bermain di tengah banjir.
"Yang harus kita tangani juga adalah pengungsi, terutama anak-anak dan lansia. Saya hari ini datang memastikan semua pengungsi tertangani dengan baik," tutup Danny.
Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, total pengungsi akibat banjir saat ini mencapai 515 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 1.969 jiwa.
Para pengungsi ini tersebar di 28 titik pengungsian yang berada di empat kecamatan, yakni Kecamatan Panakkukang, Manggala, Tamalanrea, dan Biringkanaya.