KOMPAS.com – Wali Kota (Walkot) Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan, pihaknya memiliki beberapa konsep pemerintahan yang memiliki relasi kuat dengan kajian akademik atau dunia pendidikan.
Walkot yang akrab disapa Danny Pomanto itu menyebutkan, salah satu aspek yang menjadi penekanannya adalah membangun kota menjadi dua kali lebih baik.
Cara yang dilakuan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, yani membangun kota lebih cepat (faster), kuat dan tangguh (resilience), selalu lebih baik (more better), serta adaptif terhadap perubahan.
Menurutnya, ketiga aspek tersebut erat kaitannya dengan pendidikan, terutama perguruan tinggi.
"Sebagaimana kata Pak Presiden, dalam membangun kota tidak boleh dilakukan rutinitas. Jadi harus faster (lebih cepat) dari biasanya dan harus adaptif karena perubahan terjadi begitu cepat. Makanya kemampuan adaptasi menjadi bagian sangat penting,” ungkapnya.
Baca juga: Sambut MNEK 2023, Danny Pomanto Pamerkan Proses Pembuatan Kapal Pinisi
Dia mengatakan itu saat menjadi pemateri dalam Lokakarya Visi-Misi dan Kurikulum Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia (UMI) dengan tema Tantangan dan Strategi Peningkatan Daya Saing dalam Pemenuhan Kebutuhan Dunia Kerja di Hotel Claro, Selasa, (16/05/2023).
Danny menjelaskan, untuk mewujudkan visi itu, salah satu hal utama yang dilakukan adalah membangun Makassar melalui dunia baru, yaitu Makassar Metaverse atau Makaverse.
Sejak resmi diperkenalkan ke masyarakat pada Maret 2022, konsep Makaverse atau sebuah duplikasi dunia nyata ke virtual kian matang.
“Metaverse penting untuk diterapkan agar masyarakat tidak gampang didikte pihak yang memiliki kekuatan teknologi,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (17/5/2023).
Dia menyebutkan, penerapan konsep Makaverse sudah dimulai dari lorong atau gang yang merupakan sel sebuah kota.
Hingga saat ini tercatat sudah ada 229 lorong dari 1.096 lorong wisata yang sudah dibuatkan database dalam bentuk quick response (QR) code.
QR code tersebut sudah memiliki data terkait identitas (ID), kartu tanda penduduk (KTP), data keluarga, digital address berupa titik koordinat, data kesehatan, hingga data keuangan.
Danny Pomanto menyebutkan, meski dunia akan menghadapi banyak tantangan ke depan, pihaknya optimistis konsep Makaverse bisa diterapkan mulai dari hal yang paling kecil, yakni dari lorong.
Bahkan, 1.096 lorong wisata yang sudah ada telah dilengkapi CCTV, WiFi, hingga avatar. Semuanya dibentuk dengan konsep tiga dimensi, sehingga memudahkan aparat penegak hukum mengawasi aksi kriminal dan lainnya di lorong-lorong.
Lebih lanjut, Donny mengatakan, aspek ketangguhan dalam mewujudkan resiliensi meliputi ekonomi, sosial, hingga kebencanaan.
Baca juga: Danny Pomanto Pimpin Gladi Kotor Persiapan H-2 Peringatan Otda di Makassar
Oleh karenanya, pembangun kota yang Resiliensi, Sombere and Smart City menjadi poin penting sekaligus membutuhkan peran para akademisi untuk mewujudkan itu.
Dia pun menggarisbawahi bahwa kondisi dunia saat ini terjadi beberapa potensi bencana, yakni bencana populasi, hidrometeorologi (climate change), geopolitik (perang) dan pangan.
Lantaran bencana pangan itu, Danny mengarahkan Kota Makassar untuk berfokus dalam melengkapi ekosistem pangan di lorong-lorong, terutama lorong wisata. Program ini diharapkan akan menciptakan food security atau ketahanan pangan.
Menurutnya, hal itu terbukti dari Lorong Wisata Sidney. Dia menyebutkan, lorong wisata ini adalah sebuah multiinovasi yang melibatkan masyarakat secara keseluruhan sehingga ada fungsi pemberdayaan.
Untuk resiliensi secara ekonomi, Danny akan terus mempromosikan branding Makassar Kota Makan Enak.
Baca juga: Danny Pomanto Optimistis Bangun Dunia Baru Lewat Makassar Metaverse
Upaya tersebut merupakan salah satu langkah nyata untuk menurunkan angka inflasi di Kota Makassar dan menguatkan pertumbuhan ekonomi yang naik mencapai 5,40 persen jika dibandingkan pada 2021 yang mencapai 4,47 persen.