KOMPAS.com – Wakil Gubernur Sulawesi Utara ( Sulut) Steven O. E Kandouw, mengajak masyarakat untuk selalu bersyukur dalam kondisi apapun.
Hal itu diungkapkan Kandouw saat menghadiri Ibadah syukur dan gelar adat Tulude di Batusaiki, Molas, Manado, pada awal Februari 2019.
Dalam sambutannya, Kandouw mengaku bersyukur dapat dipertemukan dengan masyarakat di acara tersebut.
“Saya juga bersyukur dan bangga karena bisa hadir di acara Tulude bersama jemaat Baitel Batusaiki dengan suasana yang cair yang pasti Roh Kudus hadir ditengah kita,” ucap Kandouw dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Senin (25/2/2019).
Terkait budaya Tulude, Kandouw menilai, warga Nusa Utara harus bangga memilikinya. Sebab, tidak semua masyarakat memiliki warisan leluhur seperti Tulude.
“Kultur atau budaya Tulude merupakan wujud gabungan dari cita rasa dan karsa, atau mimpi ide dan rasa menjadi satu budaya. Tidak semua masyarakat mempunyai ini,” ucapnya.
Untuk itu, atas nama pemerintah dan Gubernur Sulut, Kandouw mengapresiasi masyarakat Batu Saiki yang tetap mempertahankan cita rasa dan karsa.
Lebih lanjut, Kandouw mengatakan, Tulude bukan hanya ibadah dan gelar adat, tapi juga pemersatu masyarakat Nusa Utara yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat Sulut.
“Budaya jangan in work looking, tetapi jadikan untuk kebaikan masyarakat dan pemersatu kita. Jangan budaya kita jadi ekslusif, itu tidak baik. Jadi, orang Nusa Utara walaupun diikat dengan Tulude jangan eksklusif tapi inklusif sama dengan Gereja Masehi Injil di Minasaha ( GMIM), inklusif,” beber Kandouw.
Pada kesempatan yang sama diserahkan juga bantuan senilai Rp 50 juta kepada jemaat Baitel Batu Saiki. Acara tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Sulut Ferry Sangian.