KOMPAS.com - Dalam tiga tahun terakhir sejak 2015, angka kemiskinan di Sulawesi Utara (Sulut) turun hingga mencapai satu digit.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, pada 2015 kemiskinan menyentuh angka 8,98 persen. Namun, selang tiga tahun sejak kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey, angka kemiskinan menurun tajam hingga di titik 7,59 persen pada September 2018.
Angka tersebut pun menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menjadi yang terendah di Pulau Sulawesi.
Sekdaprov Sulawesi Utara Silangen menyebutkan, menurunnya angka kemiskinan di Sulut adalah karena program-program dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat berhasil diimplementasikan dengan baik.
"Kami berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga satu digit atau terendah se-Pulau Sulawesi," kata Silangen saat membuka secara resmi Kegiatan Bimbingan Peningkatan Kapasitas SDM Pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten dan Kota se-Sulut yang dilaksanakan di Minahasa Utara, Jumat (8/2/2019).
Hal tersebut tertulis dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (9/2/2019). Pada kegiatan yang diikuti ratusan tenaga pendamping PKH ini, Silangen juga mengakui peranan dari tenaga pendamping PKH dalam menurunkan angka kemiskinan Sulut.
Selain itu, ia menuturkan bahwa SDM pelaksana PKH senantiasa saling bersinergi dan saling bahu membahu dalam turut membangun dan memberdayakan masyarakat.
Salah satu di antaranya dengan menggiring masyarakat untuk terus meningkatkan produktivitas dan kapasitas diri, serta mencintai dan melestarikan lingkungan.
Lebih jauh, Silangen juga mengajak seluruh peserta untuk mengikuti sebaik mungkin kegiatan tersebut sebagai wahana peningkatan kualitas kerja. Misalnya dengan memberikan fokus perhatian penuh terhadap setiap substansi materi yang disampaikan para narasumber.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Rinny Tamuntuan menerangkan tujuan dilaksanakannya bimbingan peningkatan kapasitas SDM pelaksana Program PKH.
"Kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia PKH termasuk kordinator PKH dalam rangka meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugasnya," kata Rinny.
Untuk diketahui, pada September 2018, jumlah penduduk miskin di Sulut mencapai 189.050 orang (7,59 persen), berkurang 4.260 orang dari kondisi Maret 2018 yang mencapai 193.310 orang (7,80 persen).
Selain itu, selama periode Maret hingga September 2018 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan juga turun sebanyak 1.770 ribu orang (dari 63.880 ribu orang turun menjadi 62.110 orang). Sementara, di daerah perdesaan turun sebanyak 2.500 orang (dari 129.430 orang turun menjadi 126.930 orang).