KOMPAS.com - Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, meluncurkan buku tentang capaian kinerjanya yang berjudul "Mengawal Indonesia di Gerbang Pasifik" di Wale Ne Tou Tondano, Minahasa, Jumat (1/6/2018).
Buku yang ditulis berdasarkan perspektif Olly Dondokambey untuk mewujudkan cita-cita pahlawan nasional asal Sulawesi Utara, Dr. Sam Ratulangi yang merupakan Gubernur Sulawesi pertama.
Sam Ratulangi dikenal dengan falsafah "Si tou timou tumou tou" yang artinya manusia baru dapat disebut sebagai manusia jika sudah dapat memanusiakan manusia.
Berbagai gagasan dan pandangan Sam Ratulangi tentang kemajuan Sulawesi Utara sangat tepat dan mulai terealisasi, seperti Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang kawasan pasifik.
Perintis
Berangkat dari gagasan itu, Sinyo Harry Sarundajang, Gubernur Sulawesi Utara yang menjabat sejak 2005 hingga 2015, membuka berbagai peluang menjadikan Sulawesi Utara sebagai 'Gerbang Pasifik.'
Kini, pada masa kepemimpinan Olly Dondokambey, gagasan Sam Ratulangi terwujud. Menurut Ratulangi, Sulawesi Utara akan berperan penting dalam perekonomian Indonesia mendatang karena letaknya yang sangat strategis, yakni berada di bibir Samudera Pasifik .
“Gagasan itu terus didorong untuk diwujudkan. Kita harus bersyukur Gubernur SHS telah menjembatani gagasan Sam Ratulangi. Saat ini, saya melaksanakannya dan terbukti hasilnya telah dirasakan kita bersama,” ujar Olly.
Melalui buku itu, Olly menuangkan ide dan gagasan dalam membangun Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang pasifik dan menjadikan provinsi itu lebih hebat.
Sulawesi Utara yang berada di antara benua Asia dan Australia mendapat perhatian khusus sebagai jalur perdagangan.
Salah satu buktinya, dibukanya jalur penerbangan dari Singapura, China, Jepang, dan Korea menuju Sulawesi Utara mendapat respon cepat.
Dengan terbukanya peluang investasi, ia meminta semua pihak harus dapat memanfaatkannya. Dengan begitu, Sulawesi Utara dapat mandiri secara ekonomi sebagaimana yang dicita-citakan Presiden RI pertama, Soekarno.
Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik diharapkan mampu mengurangi kesenjangan di Sulawesi Utara. Oleh karenanya, Sulawesi Utara perlu membangun sumber daya lain untuk mendukung kemajuan ekonomi itu.
Pada kesempatan itu, ia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Minahasa dan berbagai pihak yang telah membantu penerbitan buku, utamanya jurnalis senior Osdar Siahaan yang telah menyunting buku itu.
Prestasi
Selama Olly memimpin Sulawesi Utara selama 2 tahun 4 bulan, perekonomian Sulawesi Utara pada 2017 tumbuh sebesar 6,32 persen atau meningkat sebesar 0,15 persen dibandingkan 2016 yang berada pada poin 6,17 persen.
Inflasi tercatat turun dari 3,31 persen pada 2016 menjadi 2,44 persen pada 2017. Sementara, investasi mengalami kenaikan signifikan dari Rp 4,5 triliun pada 2016 menjadi Rp 6 triliun pada 2017.
Selain itu, angka kemiskinan mampu ditekan sebesar 0,3 persen dari angka 8,20 persen pada 2016 menjadi 7,9 persen pada 2017. Angka pengangguran pun berkurang dari sebesar 6,20 persen pada 2016 menjadi 6,18 persen pada 2017.
(Baca: Sulawesi Utara Diklaim Berkembang Pesat)
Kemajuan juga tercapai dari sisi pembangunan sumber daya manusia. Pada 2017, indeks pembangunan manusia (IPM) Sulawesi Utara mencapai 71,66. Angka ini meningkat sebesar 0,61 poin atau tumbuh sebesar 0,86 persen dibandingkan 2016.
Perkembangan sektor pariwisata juga meningkat. Jumlah turis asing dari mancanegara pada 2017 tercatat hampir 100 ribu orang. Sedangkan, wisatawan lokal tercatat berjumlah 1.698.523 orang.
Olly mengaku belum puas dengan capaian tersebut. Masih banyak persoalan di Sulawesi Utara yang mesti diselesaikan.
Ia berharap, peran Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang di kawasan pasifik semakin kokoh. Dengan demikian, rakyat Sulawesi Utara bisa makin sejahtera.