KOMPAS.com - Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, mengajarkan Empat Pilar Kebangsaan kepada 10.000 siswa SMA dan SMK di Sulawesi Utara pada Hari Pendidikan Nasional.
“ Pancasila senantiasa harus diyakini kebenarannya, dipelajari, dimengerti, dan dipahami serta dipraktikkan dalam kehidupan guna tetap kokoh sebagai living ideology,” ujar Olly di Gedung Wale Ne Tou, Kabupaten Minahasa, Senin (2/5/2018).
Selama mengajar, Olly menggunakan bahasa lugas sehingga mudah dimengerti para siswa. Ia juga berinteraksi sehingga penyampaian materi menggugah minat siswa.
Gaya mengajar Olly yang kekinian membuat para siswa baik yang menyimak langsung di dalam ruangan dan siswa yang menonton lewat video conference online di 10 kabupaten dan kota makin bersemangat.
(Baca: Imam Besar Al Azhar Puji Badan Pembinaan Ideologi Pancasila)
Menurut Olly, Pancasila merupakan living ideology yang masih sesuai dengan kondisi terkini bangsa Indonesia. Bahkan, rakyat Indonesia memperingati hari lahirnya Pancasila setiap 1 Juni.
Selama beberapa dekade terakhir ini, Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara seolah mulai dilupakan.
Sekelompok masyarakat yang tidak memahami sejarah bangsa Indonesia berupaya meniadakan sejarah lahirnya Pancasila.
Oleh karenanya, ia melanjutkan, fungsi Pancasila sebagai pengatur perilaku negara menjadi sangat penting.
“Fungsi Pancasila juga sebagai pengatur perilaku negara. Artinya, Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional yang secara konstitusional mengatur NKRI beserta seluruh unsurnya, yaitu rakyat, wilayah serta pemerintahan negara,” katanya.
Presiden Joko Widodo sendiri telah membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Unit kerja tersebut diketuai Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.
(Baca: Jokowi Lantik Megawati dan 8 Tokoh Lain Jadi Pengarah UKP Pancasila)
"Lembaga ini memegang peranan penting untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan yakni pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan, dan berbagai program lainnya," ujarnya.
Tenaga pendidik alias guru juga akan dibekali berbagai pelatihan dan aplikasi penunjang proses belajar mengajar.
"Pendidikan sekarang sudah berbasis teknologi. Semua guru nanti dapat mengunduh materi pengajaran cukup menggunakan ponsel," katanya saat upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di Lapangan Sam Ratulangi, Kabupaten Minahasa.
Dengan begitu, para siswa dapat menyerap materi pelajaran secara optimal.
"Aplikasi ini membuat kita lebih siap menghadapi tantangan ke depan," ujarnya.
Pemerataan pendidikan
Olly mengklaim pemerataan dan perluasan kesempatan mengakses pendidikan di Sulawesi Utara membaik.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, angka partisipasi kasar (APK) siswa SD mencapai 106,09 persen, SMP 106,93 persen, serta SMA 88,22 persen.
Sementara, angka partisipasi murni (APM) SD 89,93 persen, SMP 76,19 persen, dan SMA 61,97 persen.
Begitu pula angka partisipasi sekolah (APS) usia 7-12 tahun sebesar 98,12 persen, usia 13-15 sebesar 88,50 persen, dan usia 16-18 sebesar 68,52 persen.
Ia menegaskan, angka putus sekolah di Sulawesi Utara sangat rendah. Pada tingkat SD 0,13 persen, SMP 0,37 persen, SMA 0,08 persen, serta SMK 0,40 persen.
Sejalan dengan hal itu, angka melek huruf mencapai 99,63 persen atau mampu menekan angka buta huruf hingga titik 0,37 persen, dengan kontribusi rata-rata bersekolah mencapai 9,09 tahun.
Ada pun tingkat kelulusan untuk SD mencapai 100 persen kelulusan, SMP 99,99 persen, SMA 99.97 persen, dan SMK 99,96 persen.
"Angka tersebut menjadi cerminan keberhasilan kinerja kita dalam aspek pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan," katanya,
Kegiatan upacara Hardiknas dan Gubernur Mengajar dihadiri Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven O.E. Kandouw, Sekda Provinsi Sulawesi Utara Edwin Silangen,, Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Utara Rita Maya Dondokambey-Tamuntutuan, Ketua DPRD Sulawesi Utara Andrei Angouw, Penjabat Bupati Minahasa Royke Mewoh, dan Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Utara Grace Punuh.