Polemik Desain Rel Kereta Api Trans Sulawesi, Inkalindo Sulsel: Rel Elevated Lebih Ramah Lingkungan

Kompas.com - 09/08/2022, 11:58 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikatan Pengkaji Lingkungan Hidup Indonesia (Inkalindo) Sulawesi Selatan (Sulsel), Haris Djalante.DOK. Humas Pemkot Makassar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikatan Pengkaji Lingkungan Hidup Indonesia (Inkalindo) Sulawesi Selatan (Sulsel), Haris Djalante.

 

KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dan Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki pendapat berbeda mengenai desain rel kereta api trans Sulawesi Segmen E, dari arah Kabupaten Maros menuju Kota Makassar.

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto diketahui menginginkan jalur kereta api Makassar dibuat melayang atau elevated. Pria yang akrab disapa Danny Pomanto ini tidak menyetujui jalur rel kereta api dibuat di darat atau at grade sesuai dengan rencana BPKA Sulsel.

Menanggapi polemik tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikatan Pengkaji Lingkungan Hidup Indonesia (Inkalindo) Sulawesi Selatan (Sulsel), Haris Djalante menilai rel kereta elevated lebih ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat.

Menurutnya, rel elevated memiliki potensi banjir yang lebih kecil. Sebab, pembangunan model ini tidak membentuk gundukan yang dapat membendung aliran air dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.

"Jika desainnya rel elevated maka potensi terjadi banjir itu kecil, karena hanya di spot-spot atau tiang terjadi pembendungan. Harus dilihat lagi kontur tanah yang dilewati," ujar Haris dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (9/8/2022).

Baca juga: Jawab Kekhawatiran Wali Kota Makassar, BPKA: Rel KA At Grade Aman dari Banjir

Kalau dibangun sebidang, lanjut dia, dapat berpotensi besar, di antaranya membuat bendungan di dudukan rel, menghalangi air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. 

Selain lebih aman dari potensi bencana banjir, menurut Haris, pembebasan lahan untuk rel elevated juga lebih kecil dibandingkan rel at grade. Sebab, biaya ganti rugi lahan cukup membayar per segmen atau tiangnya saja.

"Seperti contohnya kalau di Perusahaan Listrik Negara (PLN), cukup di lintasannya yang diberi kompensasi. Tidak ada pembebasan lahan sepenuhnya. Kami harus lihat lagi feasibility study proyek ini," imbuh Haris yang juga menjabat sebagai Dosen Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ini.

Lebih lanjut Haris mengatakan, nilai investasi pembangunan konstruksi rel elevated memang lebih besar di awal pembangunan,

Namun, kata dia, jika dikonversi dengan dampak gangguan lingkungan, besar biaya pembebasan, dan keamanan masyarakat pengguna jalan lainnya, rel elevated memiliki manfaat lebih besar.

Baca juga: Cara Aman Lewat Rel Kereta buat Pengendara Motor

“Jika dipaksakan untuk rel at grade, pemerintah pusat lebih memilih pendekatan menekan biaya atau cost dari desain rel menggunakan konsep sebidang, dibandingkan pendekatan dampak gangguan lingkungan atas keberadaan rel kereta,” jelas Haris.

Terkait penolakan desain rel at grade dari Danny Pomanto, Haris menilai pertimbangan orang nomor satu di Makassar itu didasarkan keinginan untuk melindungi warganya dari ancaman banjir di musim hujan.

Seperti diketahui, belum lama terjadi banjir di Kabupaten Barru dan Kabupaten Pangkep, daerah yang dilalui rel kereta api Trans Sulawesi.

"Saya melihat Pak Danny bukan menolak proyek rel ini, tetapi dia ingin melindungi warganya. Selain ancaman banjir, juga ada potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan ini kerap terjadi di perlintasan simpangan sebidang yang biasanya diberi palang penghalang," ujar Haris.

Terkini Lainnya
Jelang Akhir Masa Jabatan, Pjs Walkot Makassar Tinjau Program Sabtu Bersih
Jelang Akhir Masa Jabatan, Pjs Walkot Makassar Tinjau Program Sabtu Bersih
Makassar Berjaya
Resmikan Kantor Yayasan Sosial Sapta Mulia, Pjs Walkot Makassar Ingin Pengurus Lebih Bersemangat
Resmikan Kantor Yayasan Sosial Sapta Mulia, Pjs Walkot Makassar Ingin Pengurus Lebih Bersemangat
Makassar Berjaya
Pjs Walkot Makassar Hadiri FGD Percepatan Investasi Sulsel, Bahas soal Tingkat Investasi di Daerah
Pjs Walkot Makassar Hadiri FGD Percepatan Investasi Sulsel, Bahas soal Tingkat Investasi di Daerah
Makassar Berjaya
HUT Ke-417 Kota Makassar: Impian, Capaian, dan Harapan
HUT Ke-417 Kota Makassar: Impian, Capaian, dan Harapan
Makassar Berjaya
Cegah Banjir, Pemkot Makassar Lakukan Normalisasi di 2 Kanal
Cegah Banjir, Pemkot Makassar Lakukan Normalisasi di 2 Kanal
Makassar Berjaya
Bahas Peringatan HUT Makassar Ke-417, Pj Sekda Irwan Adnan: Akan Mengundang 800-1.000 Tamu
Bahas Peringatan HUT Makassar Ke-417, Pj Sekda Irwan Adnan: Akan Mengundang 800-1.000 Tamu
Makassar Berjaya
Wujudkan Kawasan Tanpa Rokok, Pemkot Makassar Raih Penghargaan Pentaloka Nasional Adinkes 2024
Wujudkan Kawasan Tanpa Rokok, Pemkot Makassar Raih Penghargaan Pentaloka Nasional Adinkes 2024
Makassar Berjaya
Makassar International Jetski Championship 2024 Diharapkan Tingkatkan Sport Tourism dan Pembinaan Atlet Lokal
Makassar International Jetski Championship 2024 Diharapkan Tingkatkan Sport Tourism dan Pembinaan Atlet Lokal
Makassar Berjaya
Pjs Walkot Makassar Minta TP2DD Optimalkan Transaksi Nontunai di Sektor Retribusi
Pjs Walkot Makassar Minta TP2DD Optimalkan Transaksi Nontunai di Sektor Retribusi
Makassar Berjaya
Pjs Walkot Makassar Sebut Program Kampung Pancasila Jadi Kunci Persatuan Masyarakat
Pjs Walkot Makassar Sebut Program Kampung Pancasila Jadi Kunci Persatuan Masyarakat
Makassar Berjaya
Turunkan Angka Stunting, Pemkot Makassar Luncurkan Gerakan Gemar Makan Telur
Turunkan Angka Stunting, Pemkot Makassar Luncurkan Gerakan Gemar Makan Telur
Makassar Berjaya
Belanja Produk Penuhi TKDN, Pemkot Makassar Dapat Penghargaan dari Kemenperin
Belanja Produk Penuhi TKDN, Pemkot Makassar Dapat Penghargaan dari Kemenperin
Makassar Berjaya
Berkat Inovasi, Kelurahan Manggala Sabet Juara 1 Lomba Desa Terpadu 2024
Berkat Inovasi, Kelurahan Manggala Sabet Juara 1 Lomba Desa Terpadu 2024
Makassar Berjaya
Pemkot Makassar Raih Penghargaan Pelayanan dan Keterbukaan Informasi Publik dari KompasTV
Pemkot Makassar Raih Penghargaan Pelayanan dan Keterbukaan Informasi Publik dari KompasTV
Makassar Berjaya
Genjot Pariwisata dan Lestarikan Budaya, Walkot Makassar Raih Apresiasi Tokoh Indonesia 2024
Genjot Pariwisata dan Lestarikan Budaya, Walkot Makassar Raih Apresiasi Tokoh Indonesia 2024
Makassar Berjaya
Bagikan artikel ini melalui
Oke