KOMPAS.com – Sebagai salah satu komoditas unggul di Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim), mangga podang menjadi fokus perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri.
Untuk diketahui, mangga podang merupakan komoditas endemik yang banyak tumbuh di daerah pegunungan atau Kediri wilayah barat Sungai Brantas, seperti di Kecamatan Tarokan, Banyakan, Grogol, Semen, dan Mojo. Mangga podang pun banyak tumbuh di pekarangan rumah warga.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau akrab disapa Mas Dhito pun mendorong petani untuk dapat menghasilkan mangga podang berkualitas. Salah satunya, dengan melarang petani untuk merangsang (booster) mangga agar cepat masak.
Larangan tersebut disampaikan Bupati Kediri kepada petani mangga podang saat mengunjungi Pasar Buah Banyakan, Sabtu (7/10/2023).
“Kami melakukan pengawasan ketat agar petani mangga podang tidak melakukan booster,” kata Mas Dhito dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (8/10/2023).
Untuk diketahui, agar cepat masak, petani kerap menggunakan booster berupa ethrel. Namun, booster ini membuat buah cepat busuk.
Padahal, buah tersebut akan dikirim ke luar kota, seperti Surabaya, Bali, bahkan sejumlah kota di Kalimantan. Artinya, kualitas buah harus dijaga.
Selain larangan menggunakan booster, Mas Dhito juga menginstruksikan dinas terkait di Pemkab Kediri untuk melakukan pendampingan kepada petani mangga podang.
Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Pertabun) Kabupaten Kediri Anang Widodo menambahkan, pendampingan dapat menaikkan kualitas dan nilai jual mangga podang sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
“Pendampingan yang dilakukan Dinas Pertabun Kabupaten Kediri meliputi pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti lalat buah,” ucap Anang.
Secara rinci, Sub Koordinator Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Hortikultura Dinas Pertabun Kabupaten Kediri Vinorita menyebut, pengendalian OPT dilakukan menggunakan teknologi ramah lingkungan.
"Kami mengendalikan OPT menggunakan asap cair," kata Vinorita.
Selain hama, masalah yang juga dihadapi petani mangga podang adalah penurunan harga buah saat musim panen. Untuk mengantisipasi hal ini, Dinas Pertabun gencar mendorong petani agar dapat memanen mangga di luar musim panen.
Dinas Pertabun pun melakukan pendampingan berupa pengarahan bagi petani untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tanaman mangga. Hasilnya, sejak Mei 2023, petani bisa memanen mangga dengan harga terbaik.
Baca juga: Persik Kediri Cetak Skor 2-0 dari Bhayangkara FC, Mas Dhito: Kediri Pride
Untuk mendapatkan harga tinggi, petani pun diarahkan untuk melakukan klasifikasi buah premium.
"Berdasarkan agroklimatologi dan karakteristik, buah mangga berkualitas premium banyak dihasilkan dari Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan," ucap Vinorita.
Adapun buah dari Desa Bulusari berukuran lebih besar dan lebih tahan lama ketimbang buah dari daerah lain.
Vinorita mengatakan, pendampingan yang dilakukan kepada petani juga dilakukan Dinas Pertabun bersama organisasi perangkat daerah (OPD) lain, misalnya Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Kopusmik). Kolaborasi ini dilakukan dalam pengolahan mangga podang.