KOMPAS.com - Kabupaten Banyuwangi meraih penghargaan Peduli Ketahanan Pangan 2023 kategori Pemanfaatan Pangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur ( Jatim). Penghargaan ini diberikan karena Kabupaten Banyuwangi dinilai berhasil menjaga ketahanan pangan di daerah.
Penghargaan itu diserahkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kepada Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda pada peringatan Hari Pangan Sedunia ke-43 di Surabaya, Rabu ( 15/11/2023).
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku bersyukur atas penghargaan tersebut. Ia ingin agar penghargaan ini bisa menjadi semangat bagi jajarannya untuk terus memajukan sektor pertanian dan pangan yang selama ini menjadi andalan untuk memajukan perekonomian daerah.
"Selama ini sebagai bentuk komitmen dan kepedulian terhadap ketahanan yang berkelanjutan, khususnya aspek pemanfaatan pangan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi ingin terus mengembangkan sejumlah inovasi pertanian dan pangan," jelas Ipuk, Rabu (15/11/2023).
Baca juga: Lewat TNI AL, Pemkab Banyuwangi Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Palestina
Disebut Ipuk, Kabupaten Banyuwangi memiliki sejumlah inovasi bidang pertanian dan pangan, salah satunya Sistem Terintegrasi Ternak, Ikan, dan Sayur (Sister Say). Inovasi ini membantu penyediaan kebutuhan pangan lengkap bagi warga desa yang rawan stunting.
“Inovasi ini mengoptimalkan aplikasi konsep urban farming yang mengintegrasikan pertanian, peternakan, dan perikanan dalam satu lahan. Di lahan tersebut, tersedia tanaman sayuran, buah-buahan, serta perikanan sistem bioflok dan kandang ternak dalam satu lahan,” kata Ipuk.
Selain itu, lanjut dia, Pemkab Banyuwangi rutin menggelar program inkubasi sektor pertanian bagi generasi muda yang diberi nama Jagoan Tani. Pemerintah menyediakan hadiah modal hingga ratusan juta bagi para pemenangnya.
“Kami ingin anak muda Banyuwangi bisa berperan terhadap pertanian Banyuwangi. Kontribusi pada produk domestik regional bruto (PDRB) terus menurun setiap tahun. Jumlah petani juga. Jagoan Tani dibutuhkan untuk menjawab itu, dan anak Banyuwangi harus muncul mendongkrak pertanian Banyuwangi," ujar Ipuk.
Baca juga: Langkah Pemkab Banyuwangi Tangani Masalah Sampah, dari Skema PPP hingga Bangun TPS3R
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Ilham Juanda menambahkan, Banyuwangi juga memberikan fasilitasi perizinan bidang ketahanan pangan bagi pelaku usaha mikro dan kecil dan menengah (UMKM) melalui program Implementasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan/PSAT) atau Imam Pesat.
Lewat cara ini, pelaku UMKM bisa mendapatkan nomor registrasi yang menjadikan kualitas produk-produk pangan mereka lebih terjamin.
“Kurun waktu 2021-2022 telah teregistrasi sejumlah 51 merk dagang produk PSAT. Selanjutnya, produk tersebut kami berikan pendampingan dan diarahkan untuk masuk pada e-katalog lokal guna memperluas pasarnya,” urai Ilham.
Lebih lanjut, jelas dia, Banyuwangi juga terus mendorong masyarakat untuk melakukan diversifikasi pangan melalui Festival Pangan Nonberas Nonterigu/Fepanora.
Baca juga: Sukses Turunkan Kemiskinan Ekstrem, Wapres Beri Insentif Rp 6,71 Miliar ke Pemkab Banyuwangi
“Kegiatan ini mengedukasi masyarakat agar lebih kreatif mengolah makanan. Tidak selalu dari beras dan terigu, makanan lezat dan bergizi seimbang juga bisa diolah dari berbagai bahan lain di sekitar kita,” pungkasnya.