KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan bahwa program Sapi Manak Setahun Pisan (SMS Pisan) atau sapi beranak setahun sekali cukup efektif untuk mendongkrak reproduksi sapi di wilayahnya.
Pasalnya, program yang digeber Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi sejak 2021 itu berhasil meningkatkan reproduksi sapi dari 28.000 ekor per tahun menjadi 30.000 ekor per tahun.
“Sapi yang sebelumnya kesulitan untuk reproduksi, dengan program ini (SMS Pisan) dapat bereproduksi bahkan bisa setahun sekali," ujar Ipuk dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (5/10/2023).
Hal tersebut, lanjut dia, membuat populasi sapi di Banyuwangi semakin melambung yang berujung pada peningkatan kesejahteraan kawan-kawan peternak.
Baca juga: Janji Sejahterakan Guru, Anies: 78 Tahun Merdeka Kesejahteraan Belum Merata
Pernyataan tersebut disampaikan Ipuk saat mengunjungi kelompok ternak Barokah Rojo Joyo, di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono dalam rangkaian program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Rabu (4/10/2023).
Lewat program ini, Dinas Pertanian dan Pangan melakukan treatment kepada indukan sapi yang mengalami gangguan reproduksi sehingga mereka dapat bereproduksi secara maksimal, yaitu satu tahun sekali.
Untuk diketahui, Banyuwangi telah dikenal sebagai salah satu sentra sapi pedaging. Dengan program SMS Pisan, saat ini total populasi sapi di Banyuwangi mencapai 146.000 ekor.
Dalam program tersebut, tim dari Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) melakukan pendampingan terhadap peternak yang memiliki sapi bermasalah dalam reproduksi.
Baca juga: 7 Macam Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dispertan Nanang Sugiharto mengatakan, tim tersebut memberikan treatment kepada indukan sapi seperti suntik hormonal, pemberian vitamin dan obatan-obatan, mineral, dan perawatan lainnya secara gratis.
Perawatan tersebut, utamanya diberikan kepada sapi yang mengalami gangguan reproduksi sehingga mereka dapat bereproduksi secara maksimal, yaitu satu tahun sekali.
”Mereka (tim Dispertan) juga melakukan ultrasonografi (USG) untuk pemeriksaan kesehatan reproduksi sapi. Seluruh treatment dilakukan secara gratis. Tiap tahun sekitar 1.000 sapi mendapat treatment program ini,” imbuh Nanang.
Baca juga: Harga Pakan Mahal, Peternak Ayam Curhat Terpaksa Ngutang hingga Rumah Terancam Hilang
Sebagai penerima program SMS Pisan, para peternak termasuk Moh Solikin mengaku fertilitas sapi miliknya meningkat setelah mendapatkan treatment.
Sebelumnya, sapi milik Solikin hingga usia lima tahun belum pernah bunting. Padahal sudah sapi tersebut sudah dikawinkan sebanyak 11 kali.
"Dulu sapi saya tidak bisa bunting. Alhamdulillah dua tahun diobati, sudah bunting dua kali," katanya.