KOMPAS.com - Festival Ngopi Sepuluh Ewu (Ngopi Sepuluh Ribu) yang digelar di Desa Kemiren, Banyuwangi, rampung digelar pada Sabtu malam (12/10/2019).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi adanya festival itu karena bisa menggenjot lintas sektor, terutama ekonomi kreatif yang tengah berkembang di sana.
"Penting untuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif yang sedang tumbuh di sini, seperti kuliner, batik, seni pertunjukan hingga penginapan," ucap dia sesuai keterangan rilis yang Kompas.com terima, Minggu (13/10/2019).
Sekadar informasi, Festival Ngopi Sepuluh Ewu merupakan hasil inisasi dari warga Desa Kemiren yang mana pelaksanaannya juga disiapkan dan dirancang oleh mereka.
Baca juga: Dedikasi Temu Misti Jadi Inspirasi Festival Tari Gandrung
Saat ini, festival tersebut sudah memasuki gelaran tahun ketujuh. Untuk itu, warga telah menyiapkan 350 kilogram (kg) bubuk kopi khas Banyuwangi guna menyajikan 10.000 cangkir kopi kepada pengunjung.
Adapun kopi yang disajikan memiliki ragam varian rasa, antara lain kopi arabica, robusta dan house bland.
Hadir dalam festival, Direktur Jendral Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Akmal, turut menceritakan pengalamannya sepanjang mengikuti festival.
Menurutnya, festival itu sangat kental dengan suasana kekeluargaan.
Baca juga: Kelola Dokumen Keuangan, Pemkab Banyuwangi Terapkan Sistem Paperless
"Semangat seperti ini perlu dicontoh oleh daerah lain untuk membangun daerahnya," ucap Akmal.
Di sisi lain, salah seorang pengunjung dari Surabaya bernama Umam menyebut ada perbedaan saat menikmati secangkir kopi yang diselenggarakan itu dibandingkan tempat lain.
"Seperti lebaran. Kita bisa bersilaturahmi dengan sesama pecinta kopi," jelas Umam.