KOMPAS.com – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengapresiasi sistem digital yang digunakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mengelola dokumen keuangannya.
Direktur Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kemendagri, Bahri mengatakan, inovasi paperless ini luar biasa.
"Biasanya, proses pencairan dana itu prosesnya panjang dan butuh banyak dokumen. Namun, dengan sistem yang dikembangkan Banyuwangi ini sangat membantu untuk penghematan anggaran," ujar Bahri melalui rilis tertulis, Minggu (7/10/2019).
Problem tumpukan berkas, lanjutnya, bisa terjawab dengan sistem ini. Pencarian dokumen juga bisa dilakukan dengan cepat.
Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono mengatakan, sistem anyar ini merupakan peningkatan dari sistem informasi manajemen perencanaan, penganggaran, dan pelaporan (Simral) yang sudah ada sebelumnya.
“Kami sempurnakan dengan menambahkan modul baru di dalamnya berupa digitalisasi ini. Semuanya harus paperless, sudah bukan zamannya ke mana-mana bawa dokumen setumpuk,” kata Mujiono.
Sistem ini berisi semua aspek penatausahaan keuangan yang dikombinasikan dengan sistem tanda tangan elektronik (tte). Dengan demikian, beberapa dokumen tidak perlu lagi tanda tangan basah.
Baca juga: Berkat PID Pendapatan Per Kapita Banyuwangi Naik, Ini Kata Mendes PDTT
Aparatur Sipil Negara (ASN) terkait kini bisa langsung memberikan tanda tangan di mana saja karena sistem ini terkoneksi dengan android di smartphone masing-masing orang.
"Jadi sekarang tidak ada alasan dokumen terhambat karena ASN-nya sedang tidak ada di tempat. Dokumen cukup disimpan di file dan dapat diunduh jika diperlukan,” terang dia.
Sistem paperless ini, lanjut dia, akan diterapkan di seluruh lingkungan Pemkab Banyuwangi. Dokumen keuangan dinas/badan yang dulunya menggunakan pola cetak manual, kini akan beralih menjadi serba elektronik.
”Dengan paperless, harapan kami pengelolaan keuangan akan semakin praktis. Pengajuan anggaran cukup dilakukan secara online, tidak perlu lagi membawa banyak dokumen fisik sehingga kerjanya lebih efisien, juga sekaligus meningkatkan transparansi,” kata Mujiono.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Banyuwangi, Samsudin menambahkan peralihan dari sistem manual menuju paperless ini akan membuat penatausahaan keuangan semakin efektif dan efisien.
Selain prosesnya yang dapat menyingkat waktu, dari sisi anggaran sistem ini dapat menghemat biaya belanja cetak dan penggandaan dokumen.
Begitu halnya dengan ruang penyimpanan dokumen dan arsip yang tentunya secara bertahap juga tidak diperlukan lagi.
“Yang paling penting, keamanan dan kerahasiaan dokumen juga bakal lebih terjamin. Ini bisa menjadi penguatan pengendalian internal di tiap-tiap organisasi perangkat daerah,” ucap Samsudin.