BANYUWANGI, KOMPAS.com – Lantang nyanyian Indonesia Raya berkumandang di kawasan Pelabuhan Ikan Muncar. Dari intonasi yang bersaut-sautan itu, suara anak-anak lah yang paling terdengar.
Rupanya, itu memang suara anak-anak warga setempat yang kebanyakan keluarganya berprofesi nelayan. Hari itu, Rabu (31/5/2017), Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengunjunginya dan mengajak mereka bernyanyi bersama.
“Daripada siang-siang mendengarkan sambutan (nanti) malah ngantuk. Ayo sekarang bersama-sama kita nyanyi lagu Indonesia Raya (saja),” kata Anas kepada anak-anak yang berkerubut di sekitarnya.
Di antara anak-anak itu adalah mereka yang berusia sekolah. Akan tetapi banyak juga yang masih balita dan digendong orangtuanya. Tak mau kalah, mereka juga ingin ikut bernyanyi.
Suara yang tadinya didominasi anak-anak, lambat laun menyatu dengan suara muda-mudi dan orang tua. Semua serempak ikut bernyanyi. Sedangkan Anas setia menjadi konduktor.
Usai menyanyikan lagu, Anas melakukan interaksi ringan. Pada anak-anak yang hadir, ia memberi tebak-tebakan mengenai nama- nama Presiden Republik Indonesia, sejak yang pertama, hingga terakhir. Tak lupa ia Tanya juga cita-cita anak-anak itu..
"Pak Bupati dulu juga anak desa, orang kampong. Siapa sangka sekarang menjadi bupati. Kuncinya selain doa dari orangtua, ialah jangan pernah menyerah untuk terus belajar dan bersekolah,” ujarnya membakar semangat.
Ia juga mengatakan bahwa saat ini pemerintah daerah punya program beasiswa “Banyuwangi Cerdas” untuk membiayai anak-anak berprestasi ke bangku kuliah.
“Jadi harus semangat terus belajarnya (ya),” cetus Anas.
Tak hanya itu, pada kesempatan tersebut, Anas membagikan paket Sembilan bahan pokok (sembako) bagi 650 keluarga nelayan dari enam desa. Paket terdiri dari beras 10 kilogram, gula pasir 2 kilogram, minyak goreng 2 liter, dan susu kental manis 2 kaleng.
Adapun, totalnya sekitar 1.500 paket. Jumlah itu tak hanya dibagikan pada keluarga nelayan, tetapi juga warga sekitar kampung tersebut.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Harry Cahyo Purnomo mengatakan, pembagian sembako bagi keluarga nelayan adalah bentuk sambung rasa pemerintah daerah dengan nelayan yang sempat mengalami paceklik ikan.
“Keberadaan ikan selama dua tahun ini naik turun. Akan tetapi (syukurlah) mulai beberapa hari belakang, ikan-ikan mulai muncul meskipun jumlahnya belum banyak,” kata Hary di kesempatan yang sama. (KONTRIBUTOR BANYUWANGI/FIRMAN ARIF)