KOMPAS.com - Mbah Dasmi, salah satu warga Desa Karangsari, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Jawa Tengah (Jateng), menitikkan air mata saat berbicara tentang bantuan Kartu Jateng Sejahtera (KJS).
KJS merupakan program bantuan sosial (bansos) yang diinisiasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk warga fakir miskin tidak produktif.
Sebagai warga menengah ke bawah, nenek berumur 90 tahun itu menjadi salah satu penerima KJS.
Sehari-hari, Mbah Dasmi menghabiskan waktu di atas kursi roda dan tempat tidur. Sejak enam tahun silam, ia telah mengalami kelumpuhan.
Hidup Mbah Dasmi semakin nelangsa ketika sang menantu, Edi Suwardi terkena stroke beberapa tahun belakangan ini.
Padahal, menantu Mbah Dasmi itu menjadi tulang punggung keluarga. Saat ini, Mbah Dasmi dirawat putrinya yang juga istri Edi, Hartati.
Baca juga: Setelah Sempat Lumpuh akibat Banjir, Perjalanan Kereta Api Menuju Semarang Mulai Normal
"Saya sakit seperti ini (lumpuh) sudah enam tahun lalu. Setiap hari harus minum obat," kata Mbah Dasmi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (18/1/2023).
Akibat kelumpuhan tersebut, ia tidak mampu beraktivitas seperti halnya warga yang lain. Mbah Dasmi hanya bisa duduk di atas kursi roda dan tempat tidur.
"Tidak bisa apa-apa karena sakit. Biasanya untuk kebutuhan sehari-hari dari menantu, tapi dia sekarang sakit stroke dan tidak bisa kerja lagi," imbuhnya.
Di tengah kepedihan hidupnya, Mbah Dasmi masih mengucap syukur saat ditanya soal bantuan KJS.
"Alhamdulillah dapat bantuan dari Pak Ganjar. Saya tidak minta, demi Allah Subhanahu wa ta'ala, tapi Alhamdulillah dapat bantuan," tutur Mbah Dasmi tanpa mampu menahan air matanya.
Baca juga: Komisi B DPRD DKI Akan Minta Penjelasan Pasar Jaya soal Dugaan Korupsi Bansos Tahun 2020
Adapun bansos yang diberikan berupa uang senilai Rp 3 juta per tahun dan cair secara bertahap tiga bulan sekali.
Mbah Dasmi menggunakan uang itu untuk berobat. Setiap hari, ia harus minum obat untuk meredakan sakit perutnya dan beberapa bagian tubuh Mbah Dasmi yang lain.
Oleh karena itu, menurut Mbah Dasmi, bansos KJS yang diinisiasi Ganjar Pranowo tersebut sangat membantu dan meringankan beban hidupnya.
Selain Mbah Dasmi, rasa bahagia dan haru juga dirasakan Rumyati, salah satu warga Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Pemalang.
Ia mengaku senang dengan adanya bansos tunai melalui KJS tersebut. Seperti diketahui, Rumyati selama ini hidup di rumah berdinding papan kayu dengan keterbatasan penglihatan, karena mata sebelah kirinya tidak berfungsi normal.
Baca juga: Stiff Person Syndrome, Gangguan Saraf Langka yang Diderita Celine Dion
Selain itu, Rumyati juga terkena gangguan saraf yang membuat tubuhnya tidak bisa beraktivitas saat penyakit ini kambuh.
"Tidak kerja, karena kalau kumat sakit di kepala dan kaki. Tiap hari momong cucu," ungkapnya.
Rumyati telah menerima KJS sejak setahun lalu. Uang yang ia terima tiga bulan sekali itu dimanfaatkan untuk berobat dan biaya makan sehari-hari.
"Uangnya untuk beli obat kalau lagi kumat. Sisanya buat makan. Alhamdulillah dapat bantuan, dulu-dulu tidak pernah dapat bantuan, baru kali ini dapat (KJS)," ucap Rumyati.
Seperti Rumyati, Rita sebagai penerima KJS asal Poncol, Kota Pekalongan, juga bernasib malang karena mengalami gangguan saraf sejak bawah lima tahun (balita).
Sejak kecil, ia diasuh oleh bibinya, Irah Septiati. Rita bahkan nyaris tidak pernah ke luar rumah hingga usianya menginjak 30 tahun.
Baca juga: 12 Tanda-tanda Kekurangan Vitamin B1, Kejang sampai Gangguan Saraf
Setiap hari, ia hanya bersandar di sebuah ruangan kecil dibalik toko oleh-oleh milik Irah.
Sebagai orang yang mengasuh Rita, Irah mengatakan bahwa sudah menganggap keponakannya ini seperti anak kandung.
Menurut Irah, gangguan saraf yang dialami Rita membuat sang keponakan tumbuh tidak normal. Kaki Rita lumpuh dan organ tubuh yang lain tidak berfungsi sewajarnya.
"Karena itu, dia mendapat bantuan KJS. Ya, Alhamdulillah bisa buat kebutuhan Rita sehari-hari," ucap Irah.
Seperti diketahui, KJS merupakan program bansos tunai dengan sasaran fakir miskin tidak produktif yang belum mendapatkan program perlindungan sosial dari pemerintah pusat.
Adapun fakir miskin tidak produktif yang dimaksud, yatu penyandang disabilitas (mental retardasi, psikotik dan eks psikotik, disabilitas fisik berat, dan disabilitas mental).
Selain itu, program tersebut juga diberikan kepada penderita penyakit kronis, antara lain tuberculosis (TBC), stroke, kanker atau tumor ganas, gagal ginjal, dan paru-paru flek.
KJS resmi diluncurkan sejak 2017 lalu. Sesuai hasil keputusan, total penerima program ini berjumlah 12.764 orang per tahun. Masing-masing penerima mendapat bantuan sebesar Rp 3 juta per tahun.
Keseriusan Ganjar dalam memberikan perhatian bagi masyarakat miskin melalui KJS pun terus dilakukan. Untuk 2023, Ganjar meningkatkan besaran bantuan KJS menjadi Rp 4,4 juta per bulan.
Sumber anggaran program Bantuan Jaminan Sosial (Banjamsos) Kartu Jateng Sejahtera (KJS) berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jateng pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Sosial (Dinsos) setempat.