KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil mengusulkan mempercepat pencairan dana bantuan sebesar 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun dari Bank Dunia untuk selesaikan persoalan sampah Sungai Citarum.
"Pencairan dana dari Bank Dunia dipercepat agar program-program (kami) bisa dilaksanakan," kata Kang Emil—panggilan akrab Ridwan Kamil, saat Rapat Koordinasi dan Evaluasi Dua Tahun Penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Persoalan sampah di Sungai Citarum memang menjadi salah satu hal yang harus diselesaikan dan merupakan bagian dari Program Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum atau Citarum Harum.
Perkembangan program Citarum Harum
Kang Emil juga menyampaikan prores program Citarum Harum yang telah dua tahun berjalan.
“Dilaporkan selama dua tahun progres, perbaikan sudah mencapai angka sekitar 30 persen dari target. Di akhir 2023, progres harus sudah mendekati target (100 persen),” ujar dia.
Baca juga: Kembangkan Perdesaan, Pemuda Jawa Barat Jadi Patriot Desa
Menurut Kang Emil, setelah dua tahun berjalan banyak kemajuan dari program Citarum Harum.
Berbagai kemajuan itu mulai dari penanganan limbah industri, pemantauan kualitas air, hingga penanganan sampah di DAS Citarum.
Tantangan program Citarum Harum
Gubernur Jabar melanjutkan, salah satu tantangan program Citarum Harum adalah lahan kritis atau tidak produktif. Menurut dia, lahan kritis di luar kawasan hutan ada sekitar 60.000 hektar.
"Permasalahan mendasar ternyata ada di lahan kritis karena masih 60.000 hektar (lahan) yang belum tertangani saking luasnya. Kita butuh 24 juta pohon untuk ditanam. Semoga itu terselesaikan dengan kolaboratif," ucap Kang Emil.
Ridwan Kamil pun berharap agar rapat koordinasi seperti ini rutin diadakan karena persoalan DAS Citarum sangat kompleks.
Baca juga: Wagub Jabar: Jangan Sampai Mahasiswa Hanya Belajar Saja
Menurut dia, rapat semacam ini bermanfaat untuk menjaga solidaritas semua pihak dalam program Citarum Harum.
"Citarum sangat kompleks, kalau jarang rapat akan banyak miskomunikasi. Jadi, kita rutinkan dan tiap akhir tahun kita lapor ke presiden," ujar Kang Emil seperti dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/10/2019).