Purwakarta Punya Museum Canggih dan Ramah Anak

Kompas.com - 05/12/2016, 12:21 WIB
RENI SUSANTI/KOMPAS.com Kecanggihan museum ini terlihat dari pertama pengunjung masuk. Pengunjung akan disuguhi interactive book yang menyajikan sejarah tatar sunda. Siapa pun bisa membaca dari jarak jauh, atau cukup dengan mendengarkan saja.

PURWAKARTA, KOMPAS.com – Banyak anggapan mengemuka bahwa museum seringkali tampak kumuh dan membosankan. Anggapan itu akan terbukti salah besar setelah berkunjung ke Bale Panyawangan Diorama di Purwakarta, Jawa Barat.

Museum yang terletak di jantung Purwakarta itu menawarkan pengalaman baru bagi pengunjungnya, mulai teknologinya higga pengetahuannya, dari zaman kerajaan Sunda hingga sekarang.

Menariknya, museum ini sangat ramah anak, bahkan bagi anak yang belum bisa membaca. Di sini seluruh naskah dibuat digital sehingga anak-anak cukup menyiapkan telinga untuk mendengarkan.

Kecanggihan museum ini terlihat dari pertama pengunjung masuk. Pengunjung akan disuguhi interactive book yang menyajikan sejarah tatar sunda. Siapapun bisa membaca dari jarak jauh, atau cukup dengan mendengarkan saja.

Saat buku dibuka, sensor secara otomatis membuat audio membacakan isi halaman tersebut disertai dengan gambar animasi yang menarik dan hidup. Hal tersebut membuat anak-anak yang belum bisa membaca akan lebih mudah memahami sejarah.

"Anak saya belum bisa baca dan biasanya gampang bosan kalau ke museum. Tapi, di Diorama ini dia betah banget. Dia lihat gambarnya yang menarik dan mendengarkan ceritanya," tutur Firman, salah seorang pengunjung.

Di ruangan lain pun demikian. Sejarah kerajaan sunda, Indonesia, hingga Purwakarta dibuat interaktif. Museum yang diresmikan 21 Februati 2014 ini menyimpan sembilan kisah besar pada sembilan ruangan museum yang meliputi:

  • Bale Prabu Maharaja Linggabhuwana, menyajikan Sejarah Tatar Sunda.
  • Bale Prabu Niskala Wastukancana, merupakan hall of fame yang menampilkan sosok para pemimpin Purwakarta
  • Bale Prabu Dewaniskala, menggambarkan Purwakarta pada masa pengaruh Mataram, VOC dan Hindia Belanda dalam rentang waktu tahun 1620-1799
  • Bale Prabu Ningratwangi, menyajikan Purwakarta pada masa Hindia Belanda tahun 1800-1942
  • Bale Prabu Jayaningrat, menampilkan gambaran Purwakartapada masa pergerakan nasional dan masa pendudukan Jepang
  • Bale Prabu Ratudewata, menyajikan keadaan Purwakarta pada masa kemerdekaan 1945-1950, dimulai dengan Peristiwa Rengasdengklok, dan pada jaman Demokrasi Liberal tahun 1950-1959
  • Bale Prabu Nilakendra, menampilkan Purwakarta pada masa Demokrasi Terpimpin 1959-1967
  • Bale Prabu Surawisesa, menyajikan Purwakarta pada masa pemerintahan 1968-1998, serta Era Reformasi 1998 hingga sekarang.
  • Bale Ki Pamanah Rasa, memberikan gambaran “Digjaya Purwakarta Istimewa” tahun 2008-2018.
  • Di antara berbagai ruangan, terdapat ruangan yang paling disukai anak-anak. Lokasinya di belakang museum atau dekat pintu keluar.

RENI SUSANTI/KOMPAS.com Sejarah kerajaan sunda, Indonesia, hingga Purwakarta dibuat interaktif. Museum yang diresmikan 21 Februati 2014 ini menyimpan sembilan kisah besar pada sembilan ruangan museum.
Di sana terdapat koleksi wayang golek. Persis di sampingnya terdapat permainan interaktif pakaian khas sunda serta foto interaktif bersama Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.

Tempat tersebut dilengkapi dengan sensor. Ketika Anda berdiri di depan layar besar dengan jarak tertentu, sensor akan membacanya.

Lalu, satu stel pakaian sunda, pagsi dan kebaya, yang ada di dalam layar akan mengikuti gerak Anda. Dalam waktu tertentu, layar otomatis memotret Anda yang tengah mengenakan pakaian sunda yang Anda lihat di layar.

Begitu juga foto interaktif dengan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Hampir mirip dengan pakaian, pengunjung tinggal berdiri di jarak tertentu. Setelah sensor membaca, tiba-tiba sosok Bupati akan menghampiri dan sensor akan memotretnya.

RENI SUSANTI/KOMPAS.com Museum ini beroperasi setiap hari. Senin-Jumat dari pukul 09.00-15.00 WIB, sedangkan Sabtu-Minggu dari pukul 09.00-13.00 WIB.

Museum ini beroperasi setiap hari. Senin-Jumat dari pukul 09.00-15.00 WIB, sedangkan Sabtu-Minggu dari pukul 09.00-13.00 WIB. Masuk ke museum ini gratis, bahkan pengunjung akan ditemani dengan petugas museum yang cantik-cantik nan ramah berpakaian kebaya.

Petugas akan mengajak pengunjung berkeliling dan menjelaskan tentang bagian-bagian museum dengan cukup lengkap dan detail. Ke depan, Purwakarta akan memiliki beberapa museum canggih lainnya. Saat ini masih dalam proses pembangunan.

RENI SUSANTI/KONTRIBUTOR PURWAKARTA

Terkini Lainnya
Pelajar Purwakarta Bagikan Beras pada Warga Miskin
Pelajar Purwakarta Bagikan Beras pada Warga Miskin
purwakarta
Purwakarta Menetapkan Setiap Kamis adalah Hari Kasih Sayang
Purwakarta Menetapkan Setiap Kamis adalah Hari Kasih Sayang
purwakarta
Saat Mereka
Saat Mereka "Patungan" Bantu Korban Rohingya...
purwakarta
"Lebih Baik Kami ke Purwakarta Daripada Harus ke Cianjur..."
purwakarta
Dedi Mulyadi Berpamitan pada Warga Purwakarta
Dedi Mulyadi Berpamitan pada Warga Purwakarta
purwakarta
Purwakarta Gandeng Kejaksaan Awasi Dana Desa
Purwakarta Gandeng Kejaksaan Awasi Dana Desa
purwakarta
Purwakarta Lestarikan Permainan Tradisional Egrang
Purwakarta Lestarikan Permainan Tradisional Egrang
purwakarta
Bak Artis Sinetron, Dedi Mulyadi
Bak Artis Sinetron, Dedi Mulyadi "Diserbu" TKI di Hongkong
purwakarta
Masyarakat Purwakarta Gelar Kirab Bendera Merah Putih
Masyarakat Purwakarta Gelar Kirab Bendera Merah Putih
purwakarta
Kebiasaan Unik Dedi Mulyadi dalam Menyambut Hari Kemerdekaan RI
Kebiasaan Unik Dedi Mulyadi dalam Menyambut Hari Kemerdekaan RI
purwakarta
Pendidikan Berbasis Madrasah di Purwakarta Layak Ditiru
Pendidikan Berbasis Madrasah di Purwakarta Layak Ditiru
purwakarta
Ritual Tradisional untuk Menyambut Upacara Kemerdekaan di Purwakarta
Ritual Tradisional untuk Menyambut Upacara Kemerdekaan di Purwakarta
purwakarta
Purwakarta Terapkan Full Day School Berbasis Madrasah dan Pesantren
Purwakarta Terapkan Full Day School Berbasis Madrasah dan Pesantren
purwakarta
Warga Purwakarta Mampu Terapkan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan
Warga Purwakarta Mampu Terapkan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan
purwakarta
Sedekah Lewat Kebijakan, Dedi Mulyadi Diapresiasi Kiai Cipasung
Sedekah Lewat Kebijakan, Dedi Mulyadi Diapresiasi Kiai Cipasung
purwakarta
Bagikan artikel ini melalui
Oke